Sejak memutuskan untuk hijrah dan tinggal di kawasan perkampungan di kota Pati, Jawa Tengah, banyak hal yang mengubah mindset saya dalam memandang soal lingkungan. Saat tinggal di Jakarta, saya biasanya hanya membuang sampah langsung ke tempat sampah tanpa peduli seperti apa sampah itu akan diolah.
Namun sejak pindah ke kota kecil, mau tidak mau saya mulai memahami masalah limbah domestik yang dihasilkan dalam satu rumah tangga. Ternyata cukup banyak juga limbah yang dihasilkan sehingga setiap hari saya harus belajar untuk memilah, mengolah dan mendaur ulang limbah domestik yang dihasilkan.
Apa Itu Limbah Domestik?
Limbah domestik adalah jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari-hari di rumah tangga atau tempat tinggal. Ini termasuk limbah dari dapur seperti sisa makanan, kertas, kardus, plastik, kaca, logam, tekstil, dan bahan-bahan lain yang tidak lagi diperlukan.
Limbah domestik juga dapat mencakup limbah cair seperti air bekas cucian, air kamar mandi, dan limbah rumah tangga lainnya. Manajemen limbah domestik sangat penting untuk dilakukan demi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal, serta mencegah pencemaran dan dampak negatif terhadap ekosistem dan masyarakat.
Menurut data yang terdokumentasi dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2020, lebih dari setengah jumlah rumah tangga, atau tepatnya 57,42% di Indonesia, tercatat membuang air limbah dari kegiatan mandi, mencuci, dan kegiatan dapur mereka langsung ke dalam got, selokan, atau bahkan sungai.
Tidak hanya itu, sekitar 18,71% rumah tangga mencatatkan praktik pembuangan limbah rumah tangga mereka ke dalam lubang tanah. Sementara itu, ada sekitar 10,26% populasi di Indonesia yang tercatat memilih membuang limbah rumah tangga mereka ke dalam tangki septik sebagai sarana pembuangan limbah domestik mereka.
Dampak Negatif Limbah Domestik
Limbah domestik dapat memiliki berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa dampak negatifnya antara lain:
1. Pencemaran Air: Limbah cair domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari sumber air seperti sungai, danau, dan laut. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air, menurunkan kualitas air, serta membahayakan kehidupan organisme air dan manusia yang bergantung pada air tersebut.
2. Pencemaran Udara: Pembakaran limbah domestik, terutama limbah organik seperti sampah dapur, dapat menghasilkan gas beracun dan partikel-partikel berbahaya yang dapat mencemari udara. Ini dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kesehatan lainnya pada manusia serta merusak kualitas udara di sekitar tempat tinggal.
3. Kerusakan Lingkungan: Pembuangan limbah domestik secara tidak teratur atau tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan pada tanah, vegetasi, dan habitat alami. Ini dapat mengganggu ekosistem lokal, mengurangi keragaman hayati, dan menyebabkan erosi tanah.