Meski lahir di kota Pati, Jawa Tengah, namun saya dibawa merantau dan besar di kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Itu sebabnya jika ditanya mengenai kampung halaman, sudah barang tentu saya akan menjawab kota Sorong.
Di kota ini, saya tinggal dan dibesarkan selama lebih dari 15 tahun, mulai tahun 1983 - 1998. Itu sebabnya, saat kepindahan saya ke pulau Jawa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, saya diberi julukan sebagai anak Papua oleh teman-teman SMA dan kuliah.
Sorong Kota Minyak
Kota Sorong adalah sebuah kota di provinsi Papua Barat Daya, Indonesia. Terletak di bagian barat daya pulau Papua, kota ini memiliki letak strategis sebagai gerbang utama menuju Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bahari terkenal di Indonesia.
Selain itu, kota Sorong juga merupakan kota terbesar kedua di Papua Barat setelah Manokwari dan memiliki sejumlah tempat wisata menarik seperti Taman Wisata Alam Sorong, Pantai Tanjung Kasuari, dan Museum Loka Budaya.
Kota Sorong dikenal sebagai kota minyak karena adanya aktivitas pengolahan minyak dan gas alam di wilayah ini. Sorong merupakan salah satu kota yang terletak di sekitar area penghasil minyak dan gas alam terbesar di Indonesia, yaitu Lapangan Minyak Bintuni. Lapangan minyak Bintuni ini memiliki cadangan minyak dan gas alam yang cukup besar dan telah dieksplorasi sejak tahun 1930-an.
Selain itu, di Sorong juga terdapat beberapa perusahaan besar yang bergerak di sektor minyak dan gas, seperti PT Pertamina EP, Chevron Pacific Indonesia, dan Medco E&P Indonesia. Kehadiran perusahaan-perusahaan ini membuat Sorong menjadi pusat aktivitas ekonomi dan industri di Papua Barat, dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota Sorong. Makanya Sorong menjadi kota tersibuk kedua di Papua setelah Jayapura.
Toleransi Antar Umat Beragama
Kota Sorong memiliki beragam agama yang dianut oleh penduduknya. Meskipun mayoritas penduduknya adalah penganut agama Kristen Protestan dan Katolik, namun juga terdapat penganut agama Islam, Hindu, dan Buddha di kota ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, persentase penduduk Kota Sorong menurut agama adalah sebagai berikut:
Kristen Protestan: 49,75%
Kristen Katolik: 34,57%
Islam: 12,51%
Hindu: 1,59%
Buddha: 1,27%
Konghucu: 0,02%
Kepercayaan lain: 0,04%
Meskipun berbeda agama, namun masyarakat di Kota Sorong hidup secara harmonis dan saling menghormati satu sama lain. Saat masih SD dan SMP kala itu, saya punya beberapa teman beragama Katolik dan Kristen yang terbiasa menunggu saya selesai salat sebelum bermain bersama. Demikian pula ketika saya hendak main ke rumah mereka, saya terbiasa menunggu di depan gereja hingga mereka selesai melakukan misa. Mereka
Budaya toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Sorong yang sangat tinggi ini menciptakan kedamaian, keamanan dan kenangan yang menyenangkan untuk saya.