Lihat ke Halaman Asli

Mengenang Pesona Paket Wisata Paguyangan Brebes

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13397734481167393741

Mengenang Pesona Paket Wisata Paguyangan Brebes

Beberapa hari yang lalu KPMDB wilayah Purwokerto (organisasi mahasiswa Kabupaten Brebes) berdiskusi untuk mengadakan jalan-jalan rutin. Ada beberapa pilihan yang disematkan, di antaranya adalah Pantai Menganti di Kebumen, Guci di Tegal, Gua Lawa dan Kebon Stroberi di Purbalingga, Pulau Nusakambangan di Cilacap dan Kebun Teh Kaligua di Brebes. Berhubung dalam kondisi egois ingin ke pantai, dengan memaksa beberapa teman yang anak gunung akhirnya pilihan sementara jatuh pada Pantai Menganti di Kebumen.

Baiklah di sini tidak akan bercerita panjang lebar mengenai Pantai Menganti itu. Namun, pembaca akan di ajak bercengkrama dengan Pesona Pariwisata Kabupaten Brebes, tepatnya pada paket Kecamatan Paguyangan. Paguyangan merupakan sebuah kecamatan yang berada di ujung Tenggara Kabupaten Brebes. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Kondisi geografisnya tidak jauh berbeda dengan kecamatan Salem yang merupakan tempat tinggalku. Berada di dataran tinggi, berudara dingin dan jalannya berkelok-kelok, namun jalan ke Salem itu lebih parah.

Lanjut,,. Beberapa bulan yang lalu, lebih tepatnya tahun yang lalu. KPMDB Purwokerto mengadakan tour ke paket wisata Kecamatan Paguyangan. Berangkat dari Purwokerto sekitar pukul 08.00 pagi, dengan menggunakan sepeda motor, kami siap bersentuhan dengan polusi jalan raya, dan segarnya alam pegunungan. Setelah melewati trek yang biasa saja di jalan Purwokerto-Tegal, kami kemudian belok kiri dan menemukan sensasi lain, treknya mulai menanjak dan berkelok-kelok. Terbacalah tulisan 10 KM lagi, wawawawwwaaaww,, dalam kondisi pegal duduk di motor, kita tidak menyerah dan tidak berhenti begitu saja, kita terus semangat untuk menguak sisi lain dari kabupaten tercinta ini.

Pos pertama kita berhenti di Telaga Renjeng. Membagi roti pada lele-lele raksasa di telaga itu. konon katanya Lele di Telaga itu tidak boleh di ambil, alhasil ukurannya di atas rata-rata. Sejenak terehat dari aktifitas membagi makanan, kamipun berburu bakso untuk mengisi perut keroncongan, setelah bernanjak-nanjak ria menuju kawasan Telaga Renjeng itu. Bakso yang hangat, menyapa tubuh yang sedang dilanda hipotermia (lebay). Menurunkan bakso kedalam perut tidak membutuhkan waktu yang lama. Selang beberapa menit kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan, AGRO WISATA KEBUN TEH KALIGUA. Wawww amazing, tatkala mata memandang, seolah dimanjakan oleh hijaunya daun-daun teh, dari bawah sampai atas, menjulang berbukit-bukit. Aroma udara segar menambah kesan yang begitu mendalam di lubuk sanubari ini.

Setelah melakukan perdebatan yang cukup singkat, kita memutuskan untuk pergi ke Gua Jepang dengan berjalan kaki. Motor dititipkan di rumah kenalan salah satu anggota KPMDB Purwokerto. Jalan kaki beberapa menit, kami di hadiahi mobil opencup kosong yang siap mengantarkan ke Gua Jepang, Alhamdulillah, rizki siapa yang mau nolak. Hanya beberapa menit saja dengan opencup kami tiba di gua itu, namun, kami tidak masuk, hanya berfoto-foto di luarnya saja.

Sudah merasa b

13397737991033456747

osan di kawasan Gua Jepang kami lalu turun ke tampat outbond. Kami tidak outbond di sana, melainkan mengelilingi kawasan itu saja. Hmm, yang paling seru adalah ketika berada di kawasan pancuran yang airnya bisa diminum, ahh segarr.

Sudah pukul dua siang. Saatnya kembali ke tempat dimana kami memarkirkan motor. hampir satu jam mampir di rumah yang kami jadikan tempat parkir, kamipun harus rela undur diri dan mengucapkan dadah Kaligua, sampai ketemu lagi.

Seperti biasanya perjalanan pulang itu lebih cepat daripada berangkat. Entah kenapa bisa seperti ini, mungkin karena pada saat pulang itu, jalannya turun bukan naik, jadi lebih cepat. Kami Solat Ashar di Pom Bensin Paguyangan dan kemudian mampir di Waduk Penjalin. Waduk sejuta kenangan, karena pas kecil dulu, saya pernah hilang di kawasan ini dan ditemukan oleh bapak tua berambut putih yang baik hati. Ok lanjut, kami di sini ditawari naik perahu yang di dayung. Wah seru sekali dengan merogoh kocek sekitar 15ribu kami sudah bisa mengelilingi waduk ini. Dan uniknya, anak-anak sekolahpun pulang pergi sekolah dengan menyebrangi waduk, tepuk tangan buat mereka, (karena pada saat naik perahu dayung itu, saya takut dan tegang).

Petualangan pun berkahir di jam 5 sore lebih, kami sejenak menikmati sunset yang indah dari atas waduk. Waww, indah sekali, apalagi terpantul di jernihnya air danau, menakjubkan.

1339774068873831956

Ada kiranya pembacapun meluangkan sejenak waktunya berkunjung ke paket Wisata Kecamatan Paguyangan Brebes ini, di jamin tidak akan mengecewakan. SELAMAT MENCOBA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline