Setiap Pendidik memiliki metode masing-masing dalam menyampaikan materi. Dalam menentukan metode yang Ia gunaka, tentu akan menyesuaikan jenjang pendidikannya terlebih kondisi siswanya.
Tidak mungkin ujuk-ujuk (tiba-tiba) saja. Karena hal tersebut sangat berpengaruh dengan respons peserta didik dalam menerima materi. Apa mungkin jenjang sekolah menengah kita terapkan metode menyanyi (atthariqah al ughniyyah)?
Jelas kurang cocok, yang ada malah mereka malas mengikut proses pembelajaran. Oleh karena itu, kita harus selektif dan mengaplikasikan metode yang kita gunakan dalam menyampaikan materi.
Lalu manakah yang paling penting antara materi, metode, dan guru ?
Ada maqolah seperti ini " atthoriqotu ahammu minal maddah, wal maddatu ahammu min atthoriqoh, wa ruhul mudarris ahammu min bainihima".
Konklusinya begini, "Metode itu lebih penting dari pada materi, guru itu lebih penting dari pada metode dan ruh/jiwa seorang guru itu lebih penting dari pada keduanya".
Karena ruh/jiwa seorang guru mencakup kesabaran, ketelatenan dan keuletan dalam mendidik. Tidak hanya transfer of knowladge (menyampaikan ilmu) akan tetapi menanamkan budi pekerti yang baik. That's all :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H