Pemberitaan yang cukup menarik di jejaring social akibat dari pemeberitaan akan adanya revisi tata tertib membaca doa sebelum memulai dan sesudah kegiatan belajar di sekolah-sekolah oleh Mendikbud membuat Ustadz Yusuf Mansyur turut andil dalam control social didalam ranah pendidikan. Seperti apa pemberitaanya…????
Baca tulisan ini sampai selesai ya….
Mendikbud Bantah Melarang doa di Sekolah.
Merdeka.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, kementeriannya sedang mengkaji beberapa hal rutin yang perlu dibiasakan pada peserta didik seperti membaca buku bersama, menyanyikan lagu-lagu cinta tanah air, berdoa, piket kelas, olah raga dan rutinitas lain yang baik. Hal ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan baik untuk anak didik sejak dini.
Dalam hal pembacaan doa, Mendikbud ingin agar kegiatan sekolah memulai hari pelajaran dengan membaca doa dan menutup hari belajar juga dengan doa. "Adapun isi doa sedang kami konsultasikan kepada Kementerian Agama. Kami sedang menunggu tindak lanjut dan rekomendasi dari Kementerian Agama," kata Anies di Yogyakarta, Selasa (9/12) kemarin.
Anies membantah melarang doa di sekolah. Dia menyatakan kabar tersebut tidak benar.
Menurutnya, justru Kemdikbud ingin mendorong suasana belajar mencerminkan tujuan pendidikan nasional. Yaitu anak-anak yang beriman, bertakwa dan cinta tanah air.
"Tidak benar mau melarang. Ini lagi fokus Kurikulum 2013, kok malah dikatakan menghapus doa di sekolah. Masa saya melarang doa. Ada-ada aja," ujar Anies. (Merdeka.com Reporter : Muhammad Hasits | Rabu, 10 Desember 2014 08:29).
Pemberitaan berlanjut dengan minta maaf yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansyur sebagai pengakuan kesalahan yang dilakukan oleh beliau. Yuk lanjut lagi baca pemberitaanya…
Merdeka.com -Ustaz kondang Yusuf Mansur sempat mengkritik keras Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Gara-garanya Yusuf Mansur mendengar kabar bahwa sang menteri akan melarang pembacaan doa di sekolah-sekolah saat dimulai dan sesudah jam belajar.
"Sekolah susah payah kawan-kawan mengusahakan ada ngaji, doa-doa, asmaa-ul husnaa di sekolah2 swasta dan negeri. Tapi yaaa ampuuunnn, ada yang mau ngoreksi. Susah payah kawan-kawan mengawal agar anak-anak berkah pelajaran dan hidupnya dengan memberlakukan dhuha dulu di awal. Doa di awal dan di akhir," kata Yusuf Mansur dalam akun Twitter-nya, Selasa (9/12) kemarin.
Kemarin, Yusuf sempat ingin langsung menghubungi Menteri Anies terkait adanya pemberitaan yang beredar tentang larangan berdoa di sekolah. Dari siang hingga sore, Yusuf belum berhasil menghubungi Menteri Anies.
Setelah salat Isya, Yusuf Mansur akhirnya berhasil menghubungi Anies Baswedan. Dalam percakapan keduanya via telepon, Yusuf Mansur mendapatkan penjelasan soal kabar larangan dia di sekolah.
Usai mendapatkan penjelasan, Yusuf Mansur mengakui dirinya salah. Dia menilai, kabar yang diterimanya tidak benar.
"Alhamdulillah, ternyata enggak benar. Lalu nampaklah kesalahan saya pribadi. Insyaa Allah, saya perbaiki untuk ke depan harinya. Tapi saya terus melakukan peran ikut mengawasi. Hanya sekarang dah bertambah sedikit pengalaman, akan tabayyun dulu. Ga asal ceplos," tulis Yusuf Mansur beberapa jam kemudian setelah mengkritik Anies Baswedan. ( MERDEKA.COM Reporter : Muhammad Hasits | Rabu, 10 Desember 2014 10:14)
Nah,, sudah tahukan gimana pemberitaanya.. ternyata hanya sebuah isu tentang pengahapusan doa disekolah-sekolah atau yang terjadi hanya misunderstanding antara ustadz Yusuf Mansyur dengan Mendikbud Anies Baswedan sehingga terjadi kiritik-mengkritiki diantara keduanya. Namun dibalik itu ada hikmahnya juga bahwa pendidikan perlu adanya konrrol social dari semua masyarakat, dan dengan adanya control tersebut yang ada nantinya adalah sebuah perbaikan kearah yang lebih baik pada pendidikan. Kenapa??? Coba fikirkan bagi teman-teman muslim jika doa benar-benar dilarang disekolah dengan alasan toleransi,bahwa tidak semua yang menempuh pendidikan itu semuanya muslim ada juga yang non muslim. Toleransi itu memang dianjurkan dalam islam kepada siapapun untuk menjaga keharmonisan antar sesama manusia. Nah, akan tetapi kuarang toleransi apa orang-orang muslim dalam pendidikan juga.
Terkait dengan doa.. fakta membuktikan, dari yang saya sendiri jalani.. bahwa hampir disemua sekolah negeri pada umumnya baik dari TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA sampai perguruan tinggi setiap KBM pasti dimulai dengan doa dan diakhiri dengan doa pula, dan yang perlu digaris bawahi adalah setiap berdoa ketua kelas/ guru kelas memimpin doa biasanya dilafalkan “ Marilah kita awali/ kita tutup kegiatan belajar pada hari ini dengan berdoa SESUAI KEPERCAYAAN MASING-MASING berdoa dimulai”. Saya rasa ini sudah cukup toleransi antar umat beragama, dalam kalimat itu tidak ada unsur pemaksaan bagi setiap orang untuk mengikuti doa yang sama .
Sekian.. Smoga bermanfaat.. :) :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H