Lihat ke Halaman Asli

Endah Susilawati

Tinggal di pelosok desa tetapi ingin tahu banyak hal

Guru, Pelatihan, dan Sertifikat

Diperbarui: 28 September 2020   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengikuti diklat online jadi hal biasa yang dilakukan guru di masa pandemi| Ilustrasi: Eduversal via Kompas.com

Sudah bukan aneh lagi, guru mengikuti diklat online di masa pandemi ini. Menurut saya ini bagus. Saya sudah pernah menulis tentang nilai positif mengikuti diklat secara daring bagi guru. Lembaga penyelenggara diklat juga tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Guru tinggal memilih saja, apa yang dibutuhkan. 

Rata-rata yang ditawarkan adalah diklat tentang penguasaan pembelajaran berbasis IT seperti pembuatan media yang memanfaatkan berbagai aplikasi. Yang membuat pembelajaran daring lebih menarik dan tidak membosankan.

Penyelenggara diklat online ini umumnya adalah pemerhati pendidikan yang merasa prihatin dengan kondisi guru kebanyakan yang dianggap tidak/kurang siap melaksanakan pembelajaran daring, selain tentu saja karena pintar menangkap peluang.

Tidak apa-apa. Semua sah-sah saja. Yang pasti sama-sama untung. Di pihak guru beruntung karena mendapat ilmu dan mendapat sertifikat. Di pihak penyelenggara dapat pahala karena mendistribusikan ilmu dan mendapat penghasilan.

Dalam tulisan ini, saya akan fokus ngrasani lembaga penyelenggara diklat. Tentang penyelenggara diklat, di atas sudah saya uraikan sedikit siapa penyelenggara diklat ini. 

Dia bisa organisasi profesi yang bekerja sama dengan pengembang LMS, ada juga lembaga resmi pemerintah yang memang bertugas meningkatkan kompetensi pendidik dan lembaga swasta yang mengatasnamakan komunitas peduli pendidikan.

Kebetulan saya sudah beberapa kali mengikuti diklat yang diadakan beberapa penyelenggara diklat. Dari pengalaman saya, penyelenggara diklat ini bisa dibedakan dalam kelompok profesional dan amatir. 

ilustrasi pribadi

Yang profesional sangat memperhatikan kaidah penyelenggaraan diklat. Narasumbernya OK atau bahasa terkininya top markotop. Beliau berkompeten dengan materi yang disampaikan. Jumlah peserta dibatasi sehingga layanan yang diberikan sangat maksimal. 

Perangkatnya tidak gratisan. Penyelenggaraan dari awal hingga akhir sesuai jadwal dan penjadwalannya mempertimbangkan kemampuan calon peserta. Sertifikat diberikan tepat waktu dan minim kesalahan.

Yang kurang profesional atau amatir misalnya tidak membatasi jumlah peserta. Ada diklat yang diikuti ratusan peserta. Bagaimanapun mengendalikan peserta dalam jumlah yang sangat banyak tentu tidak mudah. 

Kemampuan narasumber dalam merespon pertanyaan peserta pastinya juga terbatas, sehingga banyak peserta kecewa karena pertanyaannya diabaikan. Ada juga penyelenggara diklat yang lamban dalam pencetakan sertifikat. Bagi peserta diklat ini juga cukup mengecewakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline