Lihat ke Halaman Asli

Jejak Kenangan di Bawah Awan

Diperbarui: 16 Juli 2023   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pexels

Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di lereng gunung, hiduplah seorang bocah yatim piatu bernama Adi. Ia tumbuh dalam kesendirian, kehilangan kedua orang tuanya akibat wabah penyakit yang misterius. Meski kesulitan hidup telah mengajarkannya tentang keberanian dan keteguhan hati, tetap saja rasa kesepian itu menyelimutinya setiap malam.

Suatu pagi, ketika kabut menyelimuti desa, Adi bertemu dengan seorang wanita tua bernama Nyai. Dikenal sebagai penjaga hutan, Nyai memiliki aura kehangatan yang menenangkan. Mereka menjadi teman dekat dengan berbagai kegiatan di alam, menjelajahi hutan, dan menyaksikan indahnya matahari terbit bersama.

Seiring berjalannya waktu, Nyai mulai mengajarkan Adi tentang kehidupan dan nilai-nilai yang lebih dalam. Ia memberitahu Adi tentang arti persahabatan, cinta, dan kehilangan. Namun, Nyai juga menyimpan rahasia besar yang hanya diungkapkan ketika waktu telah tiba.

Suatu malam, ketika langit mendung menandakan hujan akan datang, Nyai mengajak Adi duduk di bawah pohon tua di tengah hutan. Dalam cahaya bulan, Nyai mengisahkan kisah hidupnya yang penuh liku-liku. Dari kesedihan yang dalam hingga kebahagiaan yang tulus.

Ternyata, Nyai mengenal keluarga Adi sejak lama, dan orang tua Adi adalah sahabat terbaiknya. Kehadiran Adi mengingatkannya pada kenangan manis yang telah lama terkubur dalam hatinya. Namun, ketika wabah penyakit merebak, Nyai terpaksa meninggalkan desa, takut penyebaran penyakit yang bisa membahayakan Adi.

Adi menangis mendengar kisah tersebut. Ia merasa sedih karena tidak pernah mengenal orang tuanya dan tidak bisa berbicara tentang kenangan bersama mereka. Namun, sekaligus bahagia karena akhirnya menemukan sosok yang memiliki hubungan kuat dengan keluarganya.

Hari-hari berlalu dengan kebersamaan yang penuh makna, tetapi kondisi tubuh Nyai semakin lemah. Adi merasa takut kehilangan sosok yang begitu berarti baginya, namun ia mencoba menyembunyikan rasa cemasnya di balik senyumannya.

Hingga suatu hari, Nyai berbicara dengan lemah sambil tersenyum, "Waktu untukku pergi telah dekat, Adi. Namun, janganlah bersedih, karena kenangan akan selalu hidup di hatimu."

Adi merasa sedih mendalam mendengar kalimat itu, namun ia mencoba tegar menghadapinya. Beberapa hari kemudian, Nyai benar-benar menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Adi. Langit begitu muram dengan air mata hujan yang turun dari langit.

Kehilangan itu meninggalkan luka mendalam di hati Adi. Namun, ia tahu bahwa Nyai tidak ingin melihatnya bersedih terus-menerus. Sejak saat itu, Adi menjalani hidupnya dengan semangat dan keberanian seperti yang diajarkan oleh Nyai.

Adi tumbuh menjadi pemuda yang bijaksana dan pekerja keras. Ia mengenang jejak kenangan indah bersama Nyai di bawah awan. Dan di setiap langkahnya, Adi selalu merasa bahwa Nyai selalu ada di sampingnya, menuntunnya dengan kehangatan dan cinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline