Lihat ke Halaman Asli

Menjadikan Individu Kritis, Kreatif, dan Problem Solver

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pembelajaran kritis merupakan proses dimana manusia berpartisipasi secara kritis dalam aksi perubahan. Seseorang yang berpikir secara kritis akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang penting dengan baik. Dia akan berpikir secara jelas dan tepat. Selain itu, dapat menggunakan ide yang abstrak untuk bisa membuat model penyelesaian masalah secara efektif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memulai berpikir kritis, yaitu anak dibimbing untuk memulai dengan berpikir apa dan kenapa, lalu mencari arah yang tepat untuk jawaban dari pertanyaan tersebut; informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan tersebut; selanjutnya kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan; kejelasan dari solusi permasalahan/ pertanyaan; kemudian konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan; dan mengevaluasi kembali hasil pemikiran untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Kreativitas adalah ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen. Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen/ memusat (matematika, sejarah, bahasa, analisis, logika, ilmu pengetahuan, dan teknologi), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir divergen/ menyebar (diri, persepsi nonverbal, imajinasi, mistik, humanistik).Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Ada empat karakteristik utama dari otak manusia dalam melaksanakan fungsinya, (1) Spesialisasi, (2) Keterkaitan, (3) Situasional, dan (4) Iterasi. Karena kedua belahan otak penting, maka orang memanfaatkan kedua belahan otak ini secara seimbang

Sistem pendidikan hendaknya memperhatikan kurikulum yang akan diolah menjadi materi yang dapat dikembalikan kepada fungsi-fungsi pengembangan dari kedua belahan otak manusia tersebut. Terlalu menekankan pada fungsi satu belahan otak saja menyebabkan fungsi belahan otak yang lain tidak berkembang secara maksimal.

Anak yang terbiasa berfikir kritis dan kreatif, tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan sendiri. Ada beberapa tahap untuk menjadikan anak sebagai pemecah masalah. Tahap pertama untuk menjadikan anak yang problem solver, anak diarahkan untuk berpikir kritis terlebih dahulu. Dengan berfikir kritis, anak akan menjadi terbiasa menjawab permasalahan- permasalahan yang ia hadapi dengan baik. Selanjutnya, kreativitas akan muncul saat anak menemui kesulitan dalam memecahkan masalah, sehingga anak akan mencari berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, akan tercipta penyelesaian masalah yang sedang dihadapi. Siswa dapat dikatakan sebagai problem solver apabila siswa dapat melakukan hal- hal seperti siswa dalam belajar tidak hanya sekedar mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahami pelajaran tersebut secara penuh. Selanjutnya siswa mempunyai kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam membuat keputusan secara objektif. Selain itu siswa juga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah . dan yang terakhir yaitu siswa dapat memahami hubungan antara apa yang dipelajarinya dengan kehidupan kenyataan dalam kehidupannya(hubungan antara teori dengsn kenyataan). Jadi didalam pembelajaran kita harus bisa membawa anak didik kita kearah berfikir kritis, kreatif dan problem solver, salah satunya dengan memperhatikan teori hemisphere.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline