Lihat ke Halaman Asli

Encon Rahman

Encon Rahman Guru penerima penghargaan internasional dari PMCA Thailand 2017. Narasumber berbagai pelatihan di tingkat nasional.

(33) Trik Jitu Melunasi Utang dari Honor Tulisan

Diperbarui: 30 April 2022   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Berapa jumlah utang Anda sekarang? Kurang dari 100 juta? 100-200 juta? 200-500 juta? Atau lebih dari 500 juta? Utang terdiri dari dua jenis. Utang kepada perorangan. Utang kepada lembaga keuangan. Apapun jenis utang kita, yang pasti utang bikin 'sesek'. 

Utang lahir karena beberapa penyebab. Pertama, membangun rumah. Kedua, investasi usaha. Ketiga, biaya berobat. Keempat, mengkuliahkan anak.  Kelima, hajatan.

Setiap orang pasti memiliki utang. Besar kecilnya utang tergantung perbandingan. Utang sepuluh juta bisa termasuk kategori besar bisa juga kategori kecil. 

Jika utang sepuluh juta dibandingkan dengan utang 100 juta, utang itu termasuk kecil. Namun, jika utang sepuluh juta dibandingkan dengan utang satu juta. Maka, utang sepuluh juta itu terasa besar. 

Kenapa setiap orang Indonesia dipastikan memiliki utang? Karena negara ini infalasinya masih tinggi. Itulah sebabnya, hanya dua tiga orang yang tidak memiliki utang ketika yang bersangkutan dijamin kehidupannya oleh orang lain.

Utang itu ada dua bentuk. Utang buruk dan utang baik. Utang buruk adalah utang yang dilakukan seseorang untuk memenuhi hasrat dan keinginan secara tidak rasional. 

Misalnya, membeli jam tangan bermerek tetapi uangnya pinjam dari bank. Ia beli jam tangan karena gengsi. Contoh lain, melakukan pesta besar besaran padahal sebagian besar uangnya pinjam dari pihak ketiga. Adapun yang dimaksud utang baik adalah utang yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan modal usaha agar lebih berkembang.

Sebaiknya kita jangan berutang. Namun demikian, sepertinya butuh perjuangan yang luar biasa. Saya sendiri merasakan utang tidak bisa dihindari. Ingin memiliki rumah, saya berutang dulu ke Bank BJB. Ingin membeli kebun dan sawah  juga berutang ke bank untuk tambahannya. 

Utang akan mudah diperoleh bagi mereka yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). 

Di Indonesia, PNS merupakan nasabah empuk bagi bank. Ketika PNS masih aktif bekerja bank terus merayu agar SK nya disimpan di Bank. Ketika guru-guru memperoleh sertifikasi, bank pun melakukan jurus mautnya. Bergerilya dengan berbagai promosi yang menggiurkan. BPR dan bank sejenis datang langsung ke sekolah untuk menawarkan produk utang. 

Selanjutnya, ketika seorang PNS akan pensiun, bank pun terus mengejarnya agar SK pensiunnya disimpan di bank. Sampai mati pun bank berharap SKnya tetap berada di bank. Itulah dinamika utang piutang yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline