Selimut Perak (Karya Encep Nurdin)
Di pucuk daun yang basah oleh embun
Seekor capung berdiam tak tergoyah
sayapnya kilau, selimut perak yang halus
Diamnya mengalun, memuja ciptaan Ilahi.
Setiap hembus angin mengajaknya berdansa
namun ia tenang, mendekap cahaya lembut
Keheningan semesta terlukis di matanya
menghargai pagi yang masih suci
Sayap rapuhnya seperti kemilau mimpi
menggenggam sinar hangat yang perlahan datang
Ia tak tahu, namun tahu setiap detik yang dilaluinya
ada rahasia alam yang diselimuti cahaya kasih.
Capung kecil, penjaga sunyi
Di hadapanmu, alam tersenyum
melukiskan harmoni yang abadi
dalam selimut perak yang lembut menari.
Dan mentari pun terbit lebih tinggi
mengiring langkahnya menuju angkasa
seperti doa yang terlantun diam-diam
mendaki langit, mencari cahaya gemerlap.
Rumah Kayu
Malam 21.49 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H