Lihat ke Halaman Asli

Encep Nurdin S.Pd

Guru Biologi di SMAN 1 PARONGPONG

Rindu adalah Nyanyian Abadi

Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu adalah Nyanyian Abadi

Di dalam hati yang sunyi,
terukir jejak rindu yang tak tampak,
seperti embun pagi yang lembut,
menyentuh lembah yang tersembunyi.

Rindu itu adalah bisikan lembut,
seperti angin yang meresap di malam,
menyentuh relung jiwa yang dalam,
meninggalkan bekas yang tak bisa hilang.

Di setiap detik yang berlalu,
jejak rindu merangkai kisah,
seperti bekas kaki di pasir pantai,
yang tersapu ombak namun tak pernah lenyap.

Hati yang sunyi adalah lautan,
di mana rindu berlayar dalam,
gelombang kecil yang menggetarkan,
adalah pelipur lara di saat sepi.

Setiap kenangan yang terukir lembut,
adalah jejak yang tak akan pudar,
meski jarak dan waktu memisahkan,
rindu tetap abadi di relung hati.

Ketika malam menjelang dan bintang bersinar,
jejak rindu bercahaya lembut,
menjadi jembatan di antara dua jiwa,
seperti sinar yang menghubungkan jauh dan dekat.

Di dalam keheningan yang membungkus,
rindu adalah lagu yang tak pernah henti,
jejaknya adalah nyanyian abadi,
menyapa hati yang sunyi, penuh makna.

Biarkan jejak rindu ini memandu,
melalui lorong-lorong penuh kenangan,
karena di dalam setiap sentuhan lembut,
ada cinta yang takkan pernah hilang.

Pagi, 17 Agustus 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline