Lihat ke Halaman Asli

Ambiguitas Politik

Diperbarui: 25 Maret 2016   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik itu buta. Buta karena tidak berlandaskan agama. Buta karena tidak berlandaskan norma dan etika. Politik itu kotor. Kotor karena koruptor. Kotor karena provokator. Politik itu kejam. Kejam karena saling hujam. Kejam karena lupa pedoman. Politik itu kasar. Kasar karena banyak orang gusar, melakukan berbagai cara dan tindakan yang melanggar.

 

Politik itu seni. Seni karena hati, akal dan fikiran sehat. Politik itu santun. Santun karena masyarakat butuh tuntunan bukan tontonan. Santun karena terbukanya ampun. Politik itu nurani. Nurani yang cinta negeri. Nurani yang berjiwa mengabdi dan melayani. Politik itu cara. Cara untuk mengabdi. Cara untuk berbakti. Cara untuk membenahi negeri.

 

Dunia politik akan senatiasa digandrungi oleh setiap generani manusia. Dalam sejaran bangsa dan Negara manapun tidak ada bangsa maupun Negara yang membangun negaranya tanpa jalur politik. Hanya cara dan sistem saja yang berbeda.

 

Harus diakui ada yang memandang politik sebagai hal yang negatif. Akan tetapi ada pula yang berpandangan positif. Setiap orang mempunyai pandangan dan argument yang berbeda. Akan tetapi yang menarik adalah ketika banyak orang yang kecewa dengan politik banyak pula yang berlomba menggelutinya.

 

Politik akan senantiasa eksis selama manusia eksis. Politik akan senantiasa mendapat dukungan di setiap zamannya. Bahkan politik akan tetap ada selama dunia ini belum tiada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline