Lihat ke Halaman Asli

Puasa dan Kemacetan

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap masalah pasti ada solusinya. Setiap masalah pasti ada penyebabnya. Tak ada asap tanpa adanya api, begitu kata pepatah. Masalah yang terlihat kecil bukan berarti dianggap sebelah mata. Masalah yang besar tidak terjadi dengan sendirinya dan tiba-tiba. Akan tetapi masalah yang besar terjadi karena akumulasi atau klimaks dari masalah-masalah kecil yang tidak segera diselesaikan atau mungkin diabaikan, dan dianggap sebelah mata.

Begitu banyak masalah besar yang terjadi hari ini disebabkan karena kita lalai dengan hal-hal yang kecil. Diantara contoh masalah besar hari ini terutama di kota-kota besar di Indonesia adalah kemacetan. Hari ini macet menjadi masalah serius khususnya di ibukota. Bahkan kerugian materi gara-gara macet ini mencapai triliunan rupiah per tahun. angka yang pantastis bukan ?

Akan tetapi tidak kah kita sadar, macet terjadi karena salah satu penyebabnya adalah kita. Terkadang kita merasa nyaman ketika menyerobot lampu merah. Padahal lampu merah artinya kita memberikan hak kepada pengendara lain di jalur yang berbeda untuk jalan. Tentunya kita harus banyak-banyak menguji rasa. Seandainya posisi kita seharusnya jalan karena lampu hijau sudah menyala, tiba-tiba dari arah berbeda menyerobot, tentu kita marah dan kesal. Bahkan terkadang sumpah serapah kita ucapkan, karena dalam benak kita ia hampir saja mencelakai kita.

Terkadang kita lupa dengan hak orang lain. Terkadang kita hanya mementingkan kepentingan kita sendiri. Di sisi lain kemacetan terjadi karena kita membawa kendaraan bukan di jalur yang menjadi hak kita. Pada jalan bay pass tentu akan sedikit masalah, akan tetapi banyak terjadi masalah di jalan yang menggunakan sistem dua arah. Kita terkadang menyerobot jalur yang berlawanan sehingga menyebabkan kemacetan.

Jika salah satu penyebab kemacetan karena volume kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan, itu benar adanya dan realitanya begitu. Akan tetapi ketidak disiplinan kita berkendara di jalan raya turut andil dalam menyumbang terjadinya kemacetan di ibu kota.

Bulan ini bulan Ramadhan. Bulan yang agung. Bulan pendidikan. Selain kita dilatih untuk menahan hawa nafsu kita, kita juga dilatih untuk bersabar dan disiplin dalam hal apapun, termasuk dalam berkendara. jangan sampai puasa kita tak punya makna karena gara-gara kita salah berkendara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline