Lihat ke Halaman Asli

Mencoba Mengurai Hikmah Dibalik Masalah

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Pesan dibalik Perjalanan)

“Sudahlah bu, tidak baik memaksakan orang, kalaupun dia masih mau bekerja dengan hati yang terpaksa, ayah yakin, hasil pekerjaannyapun akan tidak bagus”

“Iya… tapi kenapa sekarang, saat anak kita masih kecil, siapa yang menjaganya saat-saat kita bekerja?”

“Itu bisa kita bicarakan sama bu Parni tetangga sebelah, pasti dia mau untuk sementara menjaganya saat kita kerja, ayah yakin”

“harus sampai kapan?”

“Yaa sambil kita berusaha mencari lagi, Jangan terlalu menggerutu dan memaki orang, apalagi menyalahkan Tuhan,……… ssst jauhkanlah ah, ayah yakin Allah sedang membuat scenario besar untuk mengarahkan kita menjadi lebih baik, asal kita sabar menghadapinya dan tetap terus berusaha, lalu introspeksi diri agar tidak terulang kembali, yakinkanlah ….ini pasti yang terbaik untuk kita”

“Kita harus sabar dan ikhlas menerimanya biar pikiran kita tidak terkungkung benci dan dendam yang akan membutakan dan menutup jalan keluar permasalahan …pasti ada hikmahnya dibalik semua ini”

………..

Yaaah ……. Permasalaham keluarga memang tak ada habisnya, datang silih berganti, tapi disitulah dinamika hidup, proses pendewasaan untuk menjadi lebih baik lagi.

Saat itu memang kami baru memiliki anak kecil masih usia kurang lebih 3 bulanan, dan kami sedang mulai membangun rumah baru yang agak besar dikit dari yang sudah ada, ceritanya sih mempersiapkan tempat untuk si kecil dengan menambah kamar, karena di rumah yang sekarang kamarnya kurang……. He he maklum tipe 4-L ( kemana-mana, Lu Lagi Lu Lagi….). Kami berdua bekerja tiap hari Rabu dan Jum’at, disamping ada usaha lain dibidang jasa. Saat itu kami betul-betul membutuhkan sekali seorang pembantu rumah tangga (mohon maaf) untuk menjaga anak kami terutama saat-saat kami bekerja, saat itu juga kami lagi dihadapkan pada dana untuk menyelesaikan rumah baru yang tidak sedikit menurut ukuran kami, sementara keadaan usaha lagi menurun. Dengan sendirinya saya dituntut bekerja ekstra untuk menutupinya.

Hingga pada suatu malam saat terjaga , tak terasa mengalir doa “Yaa Allah ….. kami sudah tak sanggup lagi menyelesaikan rumah ini, Yaa Rojaq, Yaa Aziz ……… kuserahkan semuanya padaMu, Engkaulah yang Maha Kuasa dan Engkaulah yang Maha Kaya dan Maha Pemberi Rizqi,……kabulkanlah Yaa Allah”

Satu, dua, tiga minngu berlalu, belum juga dapat pengganti, telepon sana sini, Tanya sana sini, titip sana sini, belum juga dapat, membuat kami jadi ga enak oleh tetangga yang ketitipan si kecil.

Seusai Shalat magrib istriku sedikit sumringah, ada sebaris kegembiraan di wajahnya.

Ternyata dia sudah menghubungi Kristin (dulu pernah bekerja pada kami selama kurang lebih 3 tahun dan keluar karena menikah dan ikut suami) dan Alhamdulillah dia bersedia membantu kami sebelum ada pengganti.

Suatu hari suami Kristin datang, dan katanya ingin melihat rumah yang sedang dibangun, kamipun mengajaknya.

“Ga pasang tralis pak?” tanyanya

“Belum dulu Ton, kehabisan dana, …..” memang rumah kami yang sekarang banyak jendelanya, bahkan tiga pintu samping dan belakang juga pake pintu kaca, kalau dihitung2 membutuhkan dana kurang lebih 10 sampai 13 jutaan lah untuk pembuatan trails. Bukan saja Anton (suaminya Kristin) saja yang menyarankan untuk segera memakai trails, para tetanggapun banyak yang menyarankannya, maklum di tempat rumah baru ini belum banyak yang ngbangun, masih kavlingan kosong. Baru ada 5 tetangga dibelakang rumah, apalagi bisik-bisik tetangga daerah sini banyak ‘maling’ nya……..ihh takuuut…

“Sudah pak beli aja Travo Lasnya, nanti saya yang ngerjain kalau libur kerja dan ngajarin bapak ngelas” sarannya

Mendengar saran itu saya dan istri hanya bisa melongo saja, tidak pernah ada ide kesana, iseng-iseng kamipun menanyakan harga travo lasnya dan penunjang2 lainnya. Sampai dirumah kamipun rembukan dan memutuskan untuk mencoba sarannya Anton..

Akhirnya dikerjakanlah ……. Alhamdulillah ….

Sayapun memperhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ( he he … kaya pembukaan UUD saja) bagaimana caranya ‘NGLAS’, lalu mencobanya …. Wooow ……. Asyik juga ….. istriku selalu memberikan support, bahwa saya mampu.

Satu persatu , tralis jendela terpasang …. Walau agak mlentot (ga lurus) dikit, dimaklumi sendiri, maklum masih amatiran ….

Alhamdulillah ……. Semuanya terpasang , kami agak bernafas lega, karena bisa mangkas dana lumayan besar, kami hanya membeli travo las Rp. 1,3 jt lalu besi ukuran 6 dan 8 dan besi pipihnya serta kelengkapan lain, dihitung2 habis 2 – 3 jt an lah

Yess…… (bisa jadi usaha sampingan nih…)

Terimakasih Yaa Allah ……… Engkau telah berikan kami jalan.

Tidak samapi disitu, karena tanahnya berada lebih tinggi, ketika hujan tiba, air masuk lewat sela2 pintu2 kaca terbawa angin yang cukup besar.

Dan Istri saya menyarankan untuk membuat kanopi agar air tidak merusak material kayu pintu dan jendela. Sayapun survey sana sini melihat Design kanopi punya orang. Tanpa basa-basisayapun mencoba membuatnya.

Hasilnya….? .wooow……… saya tidak percaya bisa melakukannya, akhirnya kami putuskan untuk membuat kanopi lagi di depan pintu yang lain, ada 4 buah kanopi berukuran 3 X 4,m dan 1 buah ukuran besar 5 X 7 m. kami hanya mengeluarkan dana Rp. 4 jt an (kalau dikerjakan orang tinggal kali Rp 250-300 rb /meter nya ……. ?wooow)

Alhamdulillah …… terimakasih Yaa Robbi …….Engkaulah Yang Maha Merencanakan …….

Saya merunut kembali peristiwa kebelakang

Subahanallah …………..

Ketika hambanya dalam kesulitan dan berdoa memohon pertolongan kemudahan dalam hidupnya, Dia memberikan jalan dari arah yang tidak kita prediksi, bahkan cenderung tidak bisa kita terima (jika kita tidak sabar dan ikhlas menerimanya). Dipulangkanlah pembatu kami yang lama agar kami bisa tersambung dilaturahim kembali dengan pembantu lama. (padahal waktu itu saat2 kami membutuhkan sekali seorang pembantu)

Inilah rencana Tuhan ……. Sungguh luar biasa …… yang kadang kita mengurainya dengan penolakan hati hingga tidak terjangkau maksud didalamnya.

Yaah …. Kadang kita lemah mencerna masalah…….. hanya dengan membersihkan hati dan terus berusaha, semuanya akan membuka jalan-jalan kemudahan.

.............................

Salam sabar dan ikhlas dan tetap berusaha

Rumah Sahaja

EAR Ciputat 26Des09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline