Lihat ke Halaman Asli

Kesalehan Sosial yang Terlupakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Pesan dibalik Perjalanan)

“Cobalah bu …., biarkan orang lain ngrumpi , ya kita jangan ikutan ngrumpi” tukas Ramadhan kepada istrinya. Memang belakangan ini Ramadhan mulai menata kehidupan rumah tangganya selangkah demi selangkah dengan nilai-nilai keagamaan setelah hampir setahun berlalu seperti apa adanya.

Ramadhan mulai ke mesjid dalam menjalankan shalat lima waktunya, aktif juga mengikuti pengajian kuliah subuh setiap hari kalau memang tidak ada pekerjaan yang menuntut berangkat pagi, dan sekarang ingin mengajak Hasanah istrinya untuk aktif juga di pengajian rutin Ibu-ibu komplek dimana dia tinggal. Namun sudah beberapa kali masih saja menolak dengan berbagai alasan.

“Kalau sekedar cari ilmu, nih …di radio juga banyak, di TV ada, di gramedia banyak buku,, malah ikut pengajian jadi nambah dosa ngomongin orang …” ujar hasanah berargumen, dgn nada tidak seperti biasanya.

Dan Kalau sudah begitu Ramadhan pun menghentikan perdebatan, pikirnya suasana seperti ini kurang bagus untuk dilanjutkan, dan dengan sabar terus dan terus mendorong istrinya agar tidak dirumah saja, minimal meluangkan sedikit waktunya untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

“Eh … bu kemarin ayah lihat ibu-ibu pengajian mesjidmengadakan acara untuk anak-anak yatim, menurut ayah bagus lho bu….” Ramadhan mencoba memulai aksinya pada kesempatan yang dinilainya pass. Tak ada jawaban dari Hasanah., dia asik nonton TV.

“ Bersosialisasi itu banyak manfaatnya lho bu, kita kan hidup bertetangga, jadi ya harus dekatlah dengan tetangga, kata orang tua “ tetangga itu lebih dari saudara”, coba kalau ada apa-apa dengan kita… siapa yang pertama kali menolong kita..? ya tetangga”, istrinya masih diam saja.

“Bertetangga kan sama dengan menjalin tali silaturahim, yang disarankan Rasulallah, banyak manfaat didalamnya, memperpanjang umur, membukakan pintu rizki, dan yang lainnya, juga kita bisa saling berbagi dalam banyak hal, tentunya dengan batasan-batasan tersendiri” ……… Hasanah masih diam seakan menyimak, Ramadhan seakan tak mempermasalahkan itu dan terus saja bicara

“Ada satu hal penting bu, didalam bersosialisasi itu kita akan berhadapan dengan banyak karakter manusia, mungkin ada yang menjengkelkan, bikin sakit hati, danyang lainnya yang bikin hati ga enak, nah disinilah kita dituntut untuk bersabar, ikhlash, dan ridlodalam menyikapinya, kalau kita tidak bersosialisasi, dari mana kita akan dapat pahala (kebaikan/manfaat) sabar dan ikhlash, kepada siapa kita akan berbagi ilmu yang bermanfaat, dan sekalian kita juga mengamalkan ilmu yang didapat dari buku dan ceramah-ceramah agama selama ini….., disamping itu kita akan banyak tahu tentang informasi saudara-saudara kita yang lain yang mungkin sedang dalam kesempitan, kalau kita sedang dalam keadaan lapang kan kita bisa membantunya, itulah kesalehan social yang kita sering melupakannya …… gitu lho bu kata pak Ustadz kampung sebelah… he he he” Ramadhan mengusap punggung istrinya.

“OK deh Yah ….” Sambil berlalu memasuki kamarnya

***

Semenjak obrolan itu, Hasanah mulai mengikuti pengajian di mesjid yang tidak begitu jauh dari rumahnya, melihat adanya perubahan seperti itu Ramadhan bersyukur kepada Allah Swt. telah membukakan pintu kebaikan kepada istrinya. Dan yang mengagetkan lagi ternyata sebulan kemudian Hasanah mengikuti pengajian di empat mesjid yang ada di Komplek perumahan tersebut.

“Yaa ….Mujib … Engkau yang Maha mengabulkan do’a, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu………..”

EAR Ciputat Jan’10




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline