Lihat ke Halaman Asli

SURAT TERBUKA

Pingin Masuk Syurga Bi Ghoiri Hisab

Panggil Aku Say, Bukan Ibu

Diperbarui: 3 Januari 2016   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2006 tahun lalu, 2016 tahun ini. Tahun yang membuka tabir semangat. Tahun yang diridhai Tuhan untuk segala perjuangan. Hasbunallah.[caption caption="Masalalu"][/caption]

Meski hanya terukir dalam cerita fiksi, tapi bayang-bayang nyatanya selalu ada, bahkan lebih tragis dari yang terlukis. Masalalu yang penuh tantangan. Masalalu yang mengukir karakter tapi juga membuat trauma. Semangat itu semoga tetap ada. Karena sungguh penting meski bersabung keterbatasan. Kemampuan boleh terbatas, tapi cita-cita harus tetap melambung tinggi.

Ini dia petikan cerita itu. Terimakasih Kompasiana, Terimakasih Kompasianer. Keberadaanmu memacu semangat itu.

Dikamar itu, kini kendali ini mulai hilang. Aku dibaringkan lembut. Matanya menatap mesra. Tubuh ini gemetar. Lesu tapi bergairah. Bu Sachiko bukan lagi seorang Ibu. Wajahnya membuat nafsu ini tertantang. Sachiko tak lagi terbayang, masalah hilang. Wajah orang tuaku lenyap. Prinsip itu tak lagi berharga.

“Bu, Ibu mau ngapain?

“Syuuuut, jangan panggil Aku Ibu,” jawabnya sambil menempelkan telunjuknya di bibirku

“Ja,,ja, jaaangan bu?, sambutku menatapnya sayu.

“Panggil namaku, Tiiniii atau saayaaang,”

“Iyyaaa, bu,

“Kok Ibu?, sergahnya sambil membuka bajuku. Ternyata nama Ibunya Sachiko adalah Tini.

“Nama kamu siapa?, tanyanya sambil membuka satu-satu kancing baju seragamku. Memang, sejak berangkat dari sekolah, Tini belum tau namaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline