Lihat ke Halaman Asli

SURAT TERBUKA

Pingin Masuk Syurga Bi Ghoiri Hisab

Gunung Baru Jari Meletus, Warung Kopi Laris

Diperbarui: 10 November 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kopi "][/caption]“Sembalun Indah, Bali Tak Berkutik”   

Sebelum menentukan sikap terkait tulisan ini, sebaiknya anda lihat Kopi asli yang ada di samping komputer atau laptopnya atau untuk yang menggunakan i-pad, segera diminum Kopinya walaupun sambil tidur, dan mudahan air panasnya tidak tertuang ke lubang hidung.

Sesudah itu, lihat kembali sejarah Warung Kopi pertama di http://www.kompasiana.com/etaslim/kopi-darat-pertama kompasiana_54fd2abaa33311043d50fa0c dan baca even kopdar terbaru di http://kompasianival.kompasiana.com/. Sudah selesai?

Lain di Kompasiana lain pula di Wikipedia. Warung Kopi disini diartikan sebagai kumpulan dari halaman-halaman yang digunakan untuk membicarakan masalah kebijakan, teknis, bahasa, dan operasi dari Wikipedia Bahasa Indonesia, yang dibagi menjadi tujuh bagian Warung Kopi.

Lalu bagaimana dengan Warung Kopi yang laris sejak meletusnya gunung Baru Jari? Sabar dulu, baca lagi info-infonya terutama terkait Bali yang tak berkutik. Ini bukan kata saya tapi bahasanya Liputan6.com tepatnya di halaman yang sama pada. http://news.liputan6.com/read/2357608/raungan-si-anak-gunung-rinjani. Udahlah klik linknya dan baca selengkapnya.

Sebegitu besarnya pengaruh meletusnya anak dari Gunung Rinjani ini, Maha Besar Allah yang tidak memberikannya dampak untuk warga yang ada di pulau kelahirannya, meskipun Bandara Internasional Lombok (BIL) dikabarkan rugi Milirian Rupiah karena dampak meletusnya gunung yang sangat indah, yang konon kata sahabat pencita alam, lebih Indah dari gunung kembar kaum “……………………”

Lalu apa kata orang tua dalam warung kopi serupa terkait gunung Rinjani Lombok ini?. Rahasia dong, bukan ingin dirahasiakan tapi khawatir mengundang kontroversi karena tidak ilmiah tetapi selalu terbukti. Karena bukti-bukti pra kejadian inilah semua pihak harus berhati-hati. Simulasinya inilah pesan mereka ;

  1. Jaga kesucian dan kelestarian Gunung yang dipenuhi para Wali ini, (Pesan Warkop dengan toak laek tie) Walau tanpa gula, tapi khasiatnya "maikkkkkk gati".
  2. Jangan sekali-kali ada niat jahat yang memanfaatkan keberadaan gunung ini, terutama ketika ingin mendaki
  3. Dan sebagainya, silahkan diadakan penelitian, dan taati kata papuk balok. Jangan hanya memanfaatkan keindahannya saja, hehehe. Sehingga jangan lagi ada berita seperti dibawah ini.

Sekian, Salam Rinjani, Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline