Sahabatku berpendapat, sesuatu yang indah itu adalah wisata, termasuk dubur. Dubur itu indah dan manfaatnya banyak yang terlupakan, diantaranya sebagai humor. Ini humor terkait tiga fungsinya
Suatu hari Kepala Sekolah Apatus masuk mengajar di Kelas XXI. Apatus membawa mata pelajaran Matematreal. Dia memaksa diri mengajar karena kebutuhan sertifikasi dan karena takut dimutasi lagi. Tujuan utamanya mengajar hari itu untuk mengetahui potensi siswanya. Kelas XXI adalah kelas yang tergolong produktif, banyak karya yang bisa dihasilkan oleh kelas ini. Di dalam kelas ini juga terdapat 3orang siswa Andalan yang sebentar lagi akan dikirim untuk seleksi Olympiade Sain Nasional (OSN).
Apatus membuka pelajaran dengan menggali siapa kira-kira diantara siswanya yang paling mental dan berani. Maklum sudah lama tak masuk mengajar. Dia juga tidak tau bahwa di dalam kelas itu ada siswa-siswi berprestasi. Jika bukan karena tuntunan material maka, mungkin Apatus takkan pernah peduli dengan kreatifitas siswanya. Apalagi di sekolah ini, Apatus baru beberapa bulan menjadi Kepala Sekolah. Apatus dimutasi karena sesuatu dan sama hal. Apatus tetap menjabat Kepala Sekolah karena dekat dengan atasan.
“Apa kabar anak-anak?, tanya Apatus memulai pelajaran.
Siswa-siswi di kelas itu ragam jawabannya. Ada yang menjawab baik, adapula yang menjawab Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mendengar jawaban itu Apatus sedikit geram. Tapi mau bilang apa, karena pihaknya sedikit malu tak memulai pelajaran dengan Salam seperti yang biasa diajarkan guru yang seharusnya mengajar siang itu.
“Saya sebagai kepala sekolah kalian yang baru tidak ingin murid-murid saya hanya datang belajar dan ketika proses KBM berlangsung, pelajaran masuk lewat telinga kanan dan keluar lewat pantat, kata Apatus. Dilanjutkannya, Saya ingin kalian bertanya apa saja. Murid dikelas itu pun diam. Mereka masih bingung angin apa yang mengirim Kepala Sekolahnya masuk di kelasnya ketika pelajaran terkait OSN yang akan diselenggarakan Guru Favorit mereka diganti dengannya.
Kreatis, salah seorang siswa yang merasa kesal karena kebutuhan belajarnya tertunda; angkat bicara.
“Tadi bapak bilang keluar lewat pantat, apa pantat itu punya lubang pak?” tanya Kreatus.
“Punya, kalau tidak punya maka keringat kalian keluar darimana?, jawab Apatus cerdas. Bagus pertanyaan kalian, berarti apa yang bapak katakan kalian ingat dan sesuai dengan tema bapak yang butuh kejelian kalian, jawab Apatus.
“Saya mohon maaf karena ucapan bapak tadi tidak seperti keadaan kalian. Saya akan jelaskan bahwa bahasa Bapak tadi itu, hanya sekedar simulasi saja, atau dalam bahasa Indonesia itu disebut sebagai bahasa Majas,” jelas Apatus.