Lihat ke Halaman Asli

Emut Lebak

Guru, Bloger, aktif di komunitas menulis

Banjir Bandang yang Tak Diundang dan Emergency Preparedness Kit

Diperbarui: 9 Oktober 2022   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Akhir akhir ini cuaca ekstrem sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Hujan lebat yang dibarengi angin kencang, serta kondisi alam yang tidak bisa diprediksi cukup membuat kita harus selalu waspada. Hujan di malam hari akan membuat was was siapa pun terutama daerah yang sering terkena banjir

 Bahkan banjir sekarang sudah merata, dimana mana selalu ada banjir. Dahulu hanya beberapa daerah saja yang jadi langganan banjir. Namun sekarang banjir menjadi sebuah langganan hampir di seluruh pelosok daerah. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan ragam bencana dapat terjadi sebab Indonesia adalah laboratorium bencana. Akibat bencana menyebabkan kerugian baik itu harta benda bahkan nyawa.Bencana apapun jenisnya datang tak terduga. Kita harus selalu siap siaga menghadapinya dan mensiasatinya. Salah satunya persiapkan tas siaga bencana atau Emergency Preparedness Kit, yaitu tas berisi kumpulan barang-barang kebutuhan dasar yg diperlukan dalam keadaan darurat

Diawal tahun 2020 silam menjadi pembelajaran berharga bagi kami masyarakat kabupaten Lebak. Sehari semalam diguyur hujan lebat. Tiba-tiba di pagi hari gunung gunung longsor memuntahkan tanah dan bebatuan. Banjir bandang menghampiri empat kecamatan. Dan yang paling parah kecamatan Cipanas dan Lebak gedong. 

Belasan jembatan penghubung antara desa hancur dan sebagian hanyut terbawa arus sungai. Ribuan rumah rata dengan tanah. Puluhan nyawa tidak tertolong, ada yang tertimbun reruntuhan batu, tanah, bahkan terbawa derasnya banjir bandang. Semua berlari menyelamatkan diri ke tempat yang aman. 

Hiruk pikuk gema takbir bersahutan bersama derasnya air mata. Harta tiada harga, semua sibuk dengan diri sendiri dan keluarga. Bahkan pasca banjir bandang ada sebuah kampung menjadi kampung mati karena ditinggalkan oleh semua penghuninya. Tanahnya bergerak. .

Dokpri

Banjir bandang merubah perkampungan kami di Kabupaten Lebak. Sungainya pindah, bergeser. Yang semula perkampungan menjadi sungai, sedangkan sungainya berubah menjadi tempat bebatuan. Ratusan hektare sawah tidak bisa difungsikan lagi, ada yang menjadi aliran sungai ada pula yang menjadi hamparan batu hingga tidak bisa digarap. 

Bencana apapun jenisnya datang tak terduga. Kita harus selalu siap siaga menghadapinya dan mensiasatinya. Salah satunya harus mempersiapkan tas siaga bencana atau Emergency Preparedness Kit, yaitu tas berisi kumpulan barang-barang kebutuhan dasar yg diperlukan dalam keadaan darurat. 

Banjir bandang kala itu menyesikan rasa traumatis yang berkepanjangan. Bukan hanya harta yang tak bersisa keluarga pun entah dimana jasadnya. Belajar dari pengalaman 

Tidak ada salahnya kita sedari sekarang menyiapkan tas siaga bencana. Tas siaga bencana adalah tas yang biasanya berbentuk ransel yang berisi berbagai kebutuhan mulai dari makanan, obat-obatan hingga kebutuhan darurat lainnya. Karena kita tidak pernah tahu musibah kapan datangnya. Tas ini dipersiapkan untuk kebutuhan kita selama 3 hari atau sampai bantuan datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline