Lihat ke Halaman Asli

Elesia

I'm a writer

Polisi dan Budaya Kita di Jalanan

Diperbarui: 26 April 2019   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berapa banyak kecelakaan di jalanan? Dan bayangkan tragedi yang memilukan akibat kecelakaan itu : seorang anak yang lahir tak bisa melihat bapaknya sepanjang hidup akibat kecelakaan dalam perjalanan ke rumah sakit, seorang 'tulang punggung' keluarga tak bisa lagi menafkahi karena dilindas truk, seorang anak menjadi cacat karena supir angkot mengejar setoran.

Contoh-contoh di atas adalah kejadian nyata di sekitar saya. Tapi ironisnya, perilaku berkendara di jalanan, toh tak berubah. Ada apa dengan masyarakat kita?

Saya membayangkan di jalanan ada polisi yang patroli atau standby, agar supir yang ugal-ugalan diberhentikan dan ditindak, seperti di film-film Hollywood. Yang ketika ada ngebut, atau kejanggalan lainnya, polisi langsung menghampiri. Saya berharap, Pak Tito mulai memikirkan hal ini.

Memang sangat sulit. Selain kekurangan personil, anggaran juga bisa menjadi kendala. Tapi itu bukan tak mungkin. Bisa dicari solusi. Misalnya, dengan mempekerjakan relawan-relawan. Kalau tidak salah, negeri kita paling di depan bila bicara tentang sumbangan dan relawan. Hal ini bisa dimanfaatkan lebih efektif.

Atau kalau tidak, anak-anak muda atau yang sedang kuliah bisa diajak. Pengalaman saya, banyak anak-anak muda yang bersedia melakukan kegiatan sosial secara sukarela. Lagipula, kerja sosial itu pasti jadi pengalaman berharga bagi mereka.

Tapi jika cara itu juga dirasa sulit, maka tak ada cara lain bagi kita selain kita (masyarakat) yang bergerak.

Kita harus membangun budaya yang baik di jalanan. Salah satunya yang termudah, yakni melengkapi perlengkapan dalam berkendara. Mulai dari perlengkapan untuk kebutuhan pribadi, sampai yang berkaitan dengan keselamatan orang lain.

Misalnya, menggunakan helm dan melengkapi lampu rem, lampu "tangan" serta spion. Ini hal-hal mudah yang bisa kita lakukan. Selain itu, mulailah tidak berkendara dalam kecepatan tinggi. Sebab dalam kecepatan tinggi, banyak hal di jalanan yang tak bisa diprediksi dan dikendali.

Perilaku berkendara harus menjadi topik pembicaraan di tengah masyarakat. Kita harus memulainya. Sebab kalau sudah terjadi, kita tak bisa memutar waktu kembali.

Bayangkan bila yang jadi korban adalah saudara, kerabat dekat, atau sahabat. Sebelum itu semua terjadi, mari kita peduli pada perilaku berkendara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline