Berjuta kenangan tentangmu terukir di rumah makan ini. Di meja yang selalu kita perebutkan. Pedas yang menggigit. Atau aroma yang membuat kita lupa masalah kuliah.
Kuliah bukan hanya tentang merebut nilai, katamu. Kutau saat itu kau sedang lapar, dan satu-satunya yang ingin kau perjuangkan adalah nasi padang.
Dunia kita dunia komedi. Bahkan tragedi pun kita senyumi. Tak ada yang bisa menghalangi, hiburmu di suatu sore ketika seorang teman kita pergi. Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak pernah kehilangan apa-apa.
Aku ingat kutipan itu. Seseorang yang sering kita bicarakan di rumah makan padang. Seru. Menggugah imajinasi. Tetapi segalanya berhenti ketika nasi padang muncul di hadapan. Jika makan adalah tujuan, maka nasi padang pencapaian tertinggi.
Kau selalu hadir setiap kali aku membaca kalimatmu itu di rumah makan padang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H