Lihat ke Halaman Asli

Elesia

I'm a writer

Untung Datang Namboru Sarumpaet!

Diperbarui: 2 Maret 2019   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : Kompas.com

Karena ini bukan tentang Siborong-borong, maka yang dibicarakan di sini adalah Namboru Ratna Sarumpaet, bukan Namboru Panjaitan. Setelah selesai tulisan ini pun, awak berharap bukan martarombo di jalan, tetapi berbicara tentang skenario kasus yang menimpanya. Tapi pasti Namboru ini gak akan mau. Gak tau lah. Sudah lama kali kuliat berubah Namboru ini. Gak kayak dulu lagi.

Awak sebenarnya mengagumi Namboru kita yang satu ini. Cok liat klen, Oppung Luhut pun pernah dilawannya. Masih ingat kan kejadian ketika musibah yang menimpa di Danau Toba? Kurang apa lagi coba. Pokoknya mencerminkan orang Batak kali lah Namboru ini. Gak takut apapun. Preman kampung pasti gak ada apa-apanya lah. Preman berdasi? Ah gampang lah itu. Aparat? tinggal telpon gubernur yang dulu didukungnya. Eh.. jangan ketawa klen. Kalau soal telpon-menelpon itu, hampir gitunya semua orang di negeri ini kutengok. Dikit-dikit telpon pejabat. Dikit-dikit orang dalam. Bahkan kalau banyak 'orang dalam' yang kita kenal, semakin disegani masyarakat biasalah kita.

Pokoknya tulisan ini mau membela Namboru Ratnanya aku. Semua kuliat mengolok-olok dia. Ada yang bilang Mak Lampir, ada yang bilang gak kenal, ada yang bilang dia hanya buat jengkel, banyak yang bilang dia pembuat hoax terbaik. Sebagai sesama orang Batak, masih makkuling-nya mudarku. tau klen artinya itu, bunyi darah. Bergetar hatiku. 

Hanya satunya kutengok salah Namboru ini : berbohong. Tapi bukan dianya yang menyebarkan. Klen semua kan tau siapa yang buat ramai. Kenapa gak mereka yang dihukum? Kenapa gak mereka yang dipercepat diperiksa? Seperti kata Kak Atiqah, Mamaknya memang bohong, tapi gak ke publik. Yang salah itu yang menyebarkan lewat tuiter. Yang buat jumpa pers. Bahkan satu stasiun televisi disewa. Kalau bisa, pemimpin redaksinya pun diperiksa itu. Untung datang Namboru Sarumpaet, jumpa pers dia. Memang terkejut kita terheran-heran. Tapi akhirnya, jadi adem semua. Tenang. Gak jadi rusuh kita.

Untuk Namboru Sarumpaet, yang sabarlah, Namboru. Taunya aku sebagai sesama orang Batak, kalau dibilang orang-orang pun Namboru Mak Lampir,  hanya wajah kitanya seram, hati kita selembut ikan mas yang diarsik itunya, ya kan?

PS : harap dibaca dengan logat medan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline