Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Kunjungan Erdogan; Peluang Bisnis dengan Turki

Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Hari Jumat ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memulai kunjungan singkatnya ke Indonesia. Kunjungan ini memang dalam rangka hubungan diplomatik antara kedua negara. Namun di balik kunjungan itu terdapat misi ekonomi yang bisa menguntungkan kedua pihak. Erdogan tidak datang sendiri, ada sekitar 200 pengusaha Turki yang menyertainya. Indonesia seharusnya mampu memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.

Erdogan menyatakan kegembiraannya berada di Indonesia. Ia menganggap Indonesia adalah negara yang bersahabat. Karena itu Erdogan menilai bahwa hal itu bisa membuka peluang bagi kedua negara untuk meningkatkan perdagangan dan bisnis. 200 pengusaha yang datang bersama Erdogan akan bertemu dengan pengusaha-pengusaha Indonesia yang tergabung dalam KADIN (Kamar Dagang dan Industri) untuk melihat berbagai kemungkinan. Diharapkan pertemuan ini akan membuahkan komitmen untuk menjalankan proyek secara bersama di Indonesia.

Turki dan Indonesia bisa berbagi informasi mengenai kondisi perekonomian global. Sebagaimana diketahui, Turki terletak di dua benua, sebagian di ujung Eropa dan sebagian besar di benua Asia. Turki memiliki pemahaman yang tinggi terhadap perkembangan perekonomian di Eropa, sekaligus juga di Asia Tengah. Sedangkan Indonesia lebih banyak mengetahui masalah perekonomian di wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Namun Turki dan Indonesia memiliki beberapa kesamaan. Salah satunya adalah sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Dalam soal perekonomian, Indonesia patut menjadikan Turki sebagai contoh. Pada mulanya dunia Barat menganggap Turki tak lebih dari negara berkembang sebagaimana kebanyakan negara-negara Afrika dan Asia. Tetapi dalam beberapa dekade terakhir, Turki mampu menunjukkan kemajuan yang signifikan, terutama dalam hal meningkatkan perekonomian. Hingga sekarang Turki tak lagi dipandang sebelah mata oleh dunia Barat. Turki diakui sebagai salah satu negara ASia yang cukup maju dan pantas masuk ke dalam Uni Eropa.

Keberhasilan Turki tidak lepas dari kepiawaian Erdogan dalam memimpin negara itu sejak ia menjadi Perdana Menteri. Erdogan mampu bermain di antara negara-negara Barat, sekaligus juga merangkul negara-negara Asia. Selain menjadi anggota Uni Eropa, Turki juga menjadi anggota NATO dan bekerja sama dengan AS dalam persoalan keamanan dunia. Walau begitu Turki menunjukkan kemandiriannya dengan tetap berkawan baik bersama tetangga terdekatnya yaitu Iran, yang sering menjadi incaran AS. Hubungan bisnis antara Turki dengan Iran juga cukup tinggi.

Kunjungan Erdogan ke Indonesia hanya selama dua hari. Ia akan kembali ke negaranya Sabtu malam. Namun pembicaraan bisnis akan dilanjutkan oleh para pengusaha. Banyak peluang yang bisa ditangkap oleh Indonesia karena sebenarnya masyarakat Turki menyukai Indonesia. Sebagai negara yang lebih maju, maka Turki lebih memiliki modal secara financial dan juga teknologi. Maka Indonesia bisa belajar dan menyerap berbagai hal dari Turki.

Erdogan menyempatkan diri shalat Jumat di Masjid Istiqlal. Ia sangat mengagumi masjid lambang Indonesia ini, yang juga menjadi salah satu masjid terbesar di dunia. Masjid-masjid di Turki masih menggunakan arsitektur kuno peninggalan kejayaan masa Al Fatih. Sedangkan masjid di Indonesia mengikuti perkembangan zaman. Masjid Istiqlal didirikan di zaman Presiden pertama RI yaitu IR Sukarno dengan menggunakan arsitek dari Rusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline