Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Ketika Anak Lebih Merindukan Pembantu

Diperbarui: 22 Juli 2015   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="anak merindukan pembantu (sumber gambar: Comot Sana Sini)"]

[/caption]

Pada liburan lebaran ini selalu dirasakan kebutuhan yang sangat akan pembantu rumah tangga (PRT/ART). Terutama bagi pasangan suami istri yang sama-sama bekerja. Dalam keseharian saja, mereka tak sempat mengurus rumah, bahkan juga sering tak sempat mengurus anak. Pembantu menjadi andalan bagi keluarga metropolitan yang sibuk. Karena itu mereka kelimpungan ketika pembantu mudik pulang kampung. Lebih panik lagi jika si pembantu tak mau kembali bekerja kepada mereka. Maka mereka terpaksa mencari pengganti dengan susah payah.

Namun yang paling memprihatinkan adalah ketika si anak selalu menanyakan kepulangan 'mbak'nya. Padahal ia sedang bersama kedua orangtua kandungnya, ayah dan ibu. Berarti anak lebih merasakan kedekatan batin kepada pembantu daripada orangtuanya sendiri. Anak merasa lebih nyaman dan senang bersama pembantu. Kehadiran orangtua yang full time pada masa cuiti lebaran ini tidak membuat dia gembira.

Mengapa bisa demikian? seharusnya ini menjadi warning tersendiri bagi para orangtua.  Apa saja yang dilakukan selama ini sehingga hubungan anak dengan orangtua menajdi jauh. Ada beberapa hal yang harus dicamkan oleh para orangtua:

1. Jangan sampai kesibukan membuat orang tua menjadi buta terhadap kewajibannya kepada anak. Penuhi hak anak akan perhatian dan kasih sayang seutuhnya dari orangtua.  Jika memang harus bekerja, sempatkan berinteraksi dengan akan ketika pagi sebelum bekerja dan sore/malam hari ketika pulang kerja. Usahakan tetap melayani anak walau dalam keadaan lelah. Misalnya dengan menyuapi makan, memandikan dan mengganti pakaiannya. Biasakan menggendong anak sebelum dan sesudah bekerja.

2. Kenali anak sebaik mungkin. Terutama tentang hal-hal yang disukainya atau yang dibencinya, sehingga kita tahu apa yang diinginkannya. Jangan sampai pembantu justru menggurui oranngtua bahwa si buyung maunya begini dan bukan begitu. Padahal dia bukan ibu kandungnya.

3. Pada saat libur week-end harus digunakan untuk memberi perhatian sepenuhnya dengan anak. Ajak dia bermain dan bergurau. Kalau perlu, pergilah ke suatu tempat dimana satu keluarga bisa menikmati kebersamaan yang indah. Ini bukan berarti harus mengunjungi tempat wisata. Kita bisa membawanya ke taman-taman kota atau wahana bermain terdekat yang murah atau gratis.

4. Biasakan melakukan sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh pembantu. Misalnya dengan meninabobokan anak dengan lagu-lagu yang bagus. kalau anda tidak bisa, pelajari saja lagu-lagu dari Ibu Sud dan AT Mahmud. Atau bisa juga membacakan dongeng/cerita yang menarik sebelum tidur.

5. Ingat baik-baik bahwa anak adalah amanah Allah. Kalau tidak dijaga dan dirawat dengan baik, berarti kita telah melanggar amanah tersebut. Padahal anak adalah karunia yang belum  tentu diberikan kepada semua orang. Berterimakasihlah kepada TUhan dengan memelihara amanah itu sebaik-baiknya.

Dengan demikian terjalin komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Tali ikatan batin antara orangtua kandung dan anak juga tidak sampai mengendur sehingga kehadiran orang lain atau pembantu hanya sebagai pelengkap. Jadi bila si 'mbak' pulang kampung atau pergi tak kembali (pindah pekerjaan), si anak tidak akan mencarinya selama orangtua masih ada mendampinginya setiap hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline