Menurut rencana, kawasan yang selama ini dikenal sebagai Three In One atau jalan-jalan yang hanya bisa dilewati kendaraan dengan minimal penumpang tiga orang, akan ditiadakan. Padahal, peraturan ini telah kita jalani selama puluhan tahun. Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengatakan bahwa Three In One tidak banyak faedahnya. Memang yang dikatakan Ahok ada benarnya, Three In One tidak mampu mengurangi kemacetan di jalan-jalan protokol. Di sisi lain, Thrre in One menciptakan peluang mencari uang bagi sebagian orang.
Jika benar, apa yang akan terjadi? Berikut ini hal-hal yang bakal terjadi jika Three in One dihapuskan:
1. Jalan menjadi lebih macet
Jika 3 in 1 ditiadakan, semakin banyak orang yang akan langsung menuju jalan-jalan utama di DKI Jakarta, seperti Jalan Sudirman, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Gatot Subroto. Mereka yang membawa kendaraan tidak lagi melalui jalan-jalan alternatif yang umumnya lebih kecil dan berliku. Maka kemacetan tertumpuk di jalan-jalan tersebut karena kendaraan tidak terbagi dengan jalan-jalan lain.
2. Joki kehilangan pekerjaan
Para joki yang sering memasang badan untuk menaiki mobil yang ingin melalui jalan utama, akan kehilangan pekerjaan. Biasanya mereka bisa mengantongi sejumlah uang dari tip yang diberikan pemilik mobil. Mereka akan gigit jari karena pemilik-pemilik mobil itu tidak membutuhkan mereka lagi. Mungkin mereka terpaksa emncari pekerjaan baru.
3. Bus Trans Jakarta semakin padat
Bus-way akan semakin kebanjiran penumpang karena jalanan semakin macet. Karyawan-karyawan yang berpikir logis, tentu tidak mau berkutat dengan kemacetan dan memilih bus way yang dianggap lebih cepat daripada kendaraan pribadi.
4. Angkot lebih leluasa
Jalan-jalan alternatif biasanya adalah rute angkot seperti mikrolet, bemo, bajaj dll. Dengan berkurangnya kendaraan pribadi di jalan-jalan alternatif, membuat angkot lebih leluasa dan lebih cepat membawa penumpang.
5. MRT dan LRT harus dipercepat