Rasanya excited banget sewaktu mendapat kesempatan mengunjungi proyek MRT yang sedang berjalan. Proyek ini berada di kawasan Monas (Monumen Nasional) tidak jauh dari patung kuda. Sebagai pengguna transportasi berbasis rel, saya ingin tahu progres pembangunan MRT tersebut.
Boleh dikatakan, jalur rel MRT dari ujung ke ujung. Dari stasiun Lebak Bulus yang berada di ujung selatan Jakarta menuju stasiun Kota di Jakarta Utara. Kalau ditarik garis lurus, membelah kota Jakarta. Fase pertama pembangunan MRT adalah dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia. Kita sudah menikmatinya selama beberapa tahun. Kini kita menanti selesainya fase kedua.
Saya dan teman-teman mengikuti event ini yang diselenggarakan oleh Koteka yang berkolaborasi dengan Wisata Kreatif Jakarta. Pada Kamis, 8 Agustus pukul sembilan pagi kami berkumpul di food court Lenggang Jakarta. Setelah semua hadir, langsung mendatangi kantor proyek MRT yang letaknya dekat pintu gerbang Monas dari arah Patung kuda.
Di kantor, kami disambut dengan hangat oleh petugas MRT. Mereka memberikan penjelasan terkait progres pembangunan MRT sampai saat ini.
Menurut Iis dari PT MRT Jakarta, stasiun Monas merupakan stasiun bawah tanah yang terdiri dari dua bagian, dengan dua pintu masuk. Kontruksi bangunan sudah terbentuk, perpanjangan tunnel dari HI menuju Monas. CP201 fase 2A adalah dari Thamrin (bundaran HI), Monas, hingga Harmoni. Jalurnya sepanjang 5,9 km.
Perkiraan selesainya jalur Thamrin ke Monas adalah tahun 2025 atau tahun depan. Sedangkan kelanjutannya, Monas sampai Harmoni baru akan selesai sekitar tahun 2027. Kok lama? Ini bukan pekerjaan gampang lho, karena tunnel MRT berada di kedalaman 18 meter di bawah tanah. Untuk diketahui, ada lebih dari 200 pekerja yang diterjunkan pada pembangunan stasiun MRT Monas.
Stasiun MRT Monas akan menjadi stasiun yang terintegrasi dengan busway yang memiliki beberapa arah tujuan. Stasiun ini juga cukup dekat dengan stasiun commuter line Gondangdia. Jadi bisa memudahkan berganti moda transportasi.
Setelah mendengarkan penjelasan singkat dari pihak MRT, kami diminta menggunakan APD yang wajib dipakai sesuai dengan standar keselamatan kerja. Ada rompi, helm dan sepatu boots. Sepatu boots ini terasa berat dan tebal. Kalau tidak terbiasa menjadi canggung melangkah. Memang kalau dipikir, perlu sepatu ini untuk menghindari kecelakaan kerja, misalnya kejatuhan besi atau batu.
Ke lorong tunnel