Bagi yang mengikuti berita terkini, tentu tidak ketinggalan berita tentang suami Sandra Dewi yang terlibat korupsi senilai 271 Triliun. Namun yang menjadi masalah, terjadi kesalahpahaman netizen terhadap Dewi Sandra, mantan penyanyi yang sekarang menjadi ambasador Wardah. Netizen menyerbu akun Instagram Dewi Sandra dan menyerang dengan kejam.
Rupanya banyak netizen yang mengira Sandra Dewi adalah Dewi Sandra karena nama mereka mirip. Seperti nama yang dibolak-balik dengan hukum DM dan MD. Padahal mereka berdua orang yang sangat berbeda, bertolak belakang dalam kepribadian maupun profesi.
Ini adalah bukti bahwa warga Indonesia memang darurat literasi. Semestinya kalau orang berakal, tidak sembarang berkomentar tanpa memastikan kebenarannya. Mengapa mereka tidak mencari tahu lebih dahulu kemiripan dua nama. Ini karena mereka malas membaca.
Akun Sandra Dewi sendiri, sudah dikunci kolom komentarnya. Sedangkan akun Dewi Sandra terbuka karena memang tak ada sangkut pautnya dengan kasus Dewi Sandra. Kemarahan netizen yang mengutamakan emosi daripada literasi berdampak pada Dewi Sandra.
Mereka yang mendapati akun Sandra Dewi terkunci komentar, melampiaskan pada akun Dewi Sandra. Ada dua kemungkinan, pertama mereka mengira akun Dewi Sandra adalah akun kedua dari Sandra Dewi. Kemungkinan lain, netizen itu hanya pansos dengan memanfaatkan kasus yang sedang viral.
Bak mimpi di siang bolong atau ibarat pepatah ketiban pulung, akun Dewi Sandra banjir komentar negatif yang mencaci maki tentang korupsi yang dilakukan suami Sandra Dewi. Sudah pasti Dewi Sandra terkaget-kaget, karena postingan tentang ibadah dikotori oleh komentar tak beradab.
Namun karena Dewi Sandra seorang yang sudah mendalami agama Islam, ia tidak marah melainkan istighfar. Di sisi lain, netizen yang melek literasi, telah menguatkan Dewi Sandra dengan komentar yang baik,"Sabar ya mbak Dewi."
Dalam ilmu agama Islam, kita tahu jika seseorang dihujat, dihina dan dicela, tetap bersabar, maka ia akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Pahala itu berasal dari pahala orang-orang yang menghujat, dipindahkan kepadanya. Sementara yang menghujat, mendapatkan dosa dari orang yang dihujat. Meskipun prihatin, Dewi Sandra bisa menuai panen pahala dari kasus ini.
Apalagi di bulan Ramadan, pahala dan dosa dilipatgandakan. Maka ini menjadi peringatan juga bagi kita semua agar tidak sembarangan berkata-kata, baik lisan maupun tulisan. Orang tua bilang, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H