Secara umum, gelaran event Formula E tampak sukses. Setidaknya, kehadiran presiden Jokowi memperlihatkan bahwa Event ini cukup penting untuk mengangkat nama Indonesia di mata masyarakat internasional.
Terlepas dari pro dan kontra soal bangunan yang sempat runtuh dihajar angin atau ketua panitia yang memborong tiket, kita patut menghargai upaya gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyelenggarakan event berskala internasional.
Dalam pengamatan saya selama berada di Ancol, ada beberapa hal yang harus dievaluasi agar kelak bisa membuat event yang lebih baik. Jangan sampai perhelatan internasional mengecewakan banyak pihak.
Lima hal yang harus diperbaiki adalah:
1. Tribun penonton tampak agak kosong.
Hal ini karena pemilik tiket kelas Ancol festival tidak boleh masuk. Padahal sebuah event selayaknya ramai oleh penonton. Apalagi event ini diikuti oleh pembalap internasional.
Alhasil, image yang tersiar ke luar kurang baik. Banyak orang mengira masyarakat Indonesia (khususnya Jabodetabek) tidak suka menonton formula E. Perlu diketahui, tiket terbanyak adalah jenis Ancol festival.
2. Kurang koordinasi
Maju mundurnya waktu pelaksanaan merupakan gambaran kurang koordinasi penyelenggaraan. Begitu pula dengan sponsor yang tidak pasti. Meski akhirnya berhasil menggaet beberapa brand ternama untuk mendukung event.