Perjalanan hidup seringkali memberi kita pelajaran, tentang bagaimana mewujudkan rencana di masa depan. Sebagian dari kita mungkin berhasil mewujudkan hal itu, tetapi sebagian lagi tidak. Sadarkah kita bahwa ada tangan Tuhan yang andil dalam perencanaan tersebut? Itulah takdir.
Demikian pula halnya pengalaman Dr, Yansen TP M.si, dalam memoar berjudul "Mengkhianati Keputusan Sendiri". Buku ini menceritakan perjalanan hidupnya yang tidak sesuai dengan rencana, melainkan mengikuti kehendak Tuhan. Yansen menjadi sangat paham bahwa manusia merencanakan tapi Tuhan menentukan.
Sebagai seorang PNS atau sekarang disebut ASN (Aparatur Sipil Negara), Yansen telah bergelut dalam birokrasi sepanjang karirnya. Karena itu, ia ingin sekali pensiun dari profesi ini dan mengisi hari tua dengan tenang bersama keluarga. Ia memutuskan untuk pensiun dini dan tidak terjun ke politik.
Ternyata kedua hal itu sama sekali tidak terwujud, yang terjadi adalah kebalikannya. Dia tetap menjadi birokrat setelah menjabat sebagai Bupati Malinau dua periode. Kini Yansen TP menjadi Wakil Gubernur Kaltara, bahkan ditarik menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
Yansen tidak berambisi menjadi tokoh penting di daerahnya. Namun hati nuraninya terketuk melihat ketimpangan yang terjadi karena salah urus pemimpin yang sedang menjabat. Ia teringat pepatah yang mengatakan "Jika orang baik tidak tampil, maka orang jahat yang akan tampil."
Mungkin ini yang disebut Vox Populi Vox Dei, "Suara rakyat adalah suara Tuhan" . Rakyat yang memilih agar keadaan membaik. Tentu saja ia tidak menyia-nyiakan amanah tersebut, kepercayaan rakyat membuat dia terpilih sebagai Wakil Gubernur Kaltara.
Namun keberhasilan Yansen memimpin, tidak lepas dari pengaruh orang yang menjadi idolanya, yaitu ayahnya sendiri. Samuel Tipa Padan. Sang ayah adalah guru yang berdedikasi dan juga petani yang tekun.
Samuel TP mengajarkan disiplin yang ketat sejak Yansen masih kanak-kanak. Pukul 04.00 dini hari, Yansen sudah diajak ke kebun. Ia diberi tanggung jawab mengelola kebunnya sendiri. Setelah matahari terbit, pulang dan ikut membereskan pekerjaan rumah. Lalu, Yansen mandi dan pergi ke sekolah.
Tokoh lain yang menginspirasi Yansen TP adalah bapak bangsa yang cerdas dan bijaksana dalam menangani konflik. Kemudian juga mantan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, yang memberikan motivasi untuk membangun Kaltara.
Di sisi lain, Yansen TP juga giat menggerakkan literasi. Dia adalah pembaca buku. Yansen banyak belajar dari buku-buku yang dibacanya. Buku yang paling memengaruhi pemikirannya adalah "Small is beautiful" karya EF Schumacher. Selain itu, buku "Bonum Commune" karya Niccolo machiavelli. Yansen yakin literasi salah satu kunci mencerdaskan bangsa.