Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Jangan Hanya Euforia Pergi ke Mekah

Diperbarui: 17 Oktober 2021   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas mencopot tanda pembatasan di Masjidil Haram (dok.@haramainsyarafain)

Saya rasa, yang paling bergembira dengan dibukanya kembali tanah suci untuk ibadah umrah adalah orang Indonesia. Apalagi, Indonesia berpenduduk mayoritas beragama Islam dan menomorsatukan ibadah.

Satu hal yang patut kita apresiasi, bagaimana pun sulitnya perekonomian Indonesia, peminat ibadah haji dan umrah tetap sangat tinggi. Mereka menyisihkan harta agar bisa berangkat ke tanah suci.

Namun ibadah umrah kali ini jangan hanya menjadi euforia. Ibaratnya, seperti kuda lepas kandang tanpa kendali. Berlomba-lomba melaksanakan ibadah umrah karena ingin menjadi yang pertama ke tanah suci setelah pandemi reda.

Selain harus mematuhi peraturan pemerintah Indonesia untuk ke luar negeri, juga harus memperhatikan peraturan pemerintah Arab Saudi. Di sana, pemberlakuan protokol kesehatan tetap dijalankan.

Meski pembatas antar jamaah sudah disingkirkan, jamaah harus tetap menjaga diri dengan 3 M. Harus diingat bahwa jamaah yang datang bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari negara lain. Kita tidak tahu bagaimana kondisi jamaah yang berbeda negara.

Melaksanakan salat berjamaah di Masjidil Haram dan masjid Nabawi memang boleh merapatkan shaf. Namun sebaiknya setelah salat tidak berinteraksi secara akrab dengan jamaah lain. Kalau sudah selesai beribadah, lebih aman untuk kembali ke penginapan.

Begitu pula dengan berbelanja di pasar kurma, pasar buah dan sejenak. Kita harus berinisiatif untuk tetap menjaga diri dari kontak berlebihan dengan orang lain. Beli saja keperluan dan oleh-oleh secukupnya.

Jangan karena terburu nafsu, semua tempat mau didatangi atau mau ngobrol dengan banyak orang. Karena biasanya jamaah Indonesia agak "norak". Mentang-mentang pandemi reda lantas menjadi lengah.

Menjaga diri merupakan sunah Rasulullah. Camkan bahwa tubuh ini juga titipan dari Allah SWT yang harus dijaga. Barulah kita bisa maksimal beribadah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline