Hari ini saya merasa bangga melihat Presiden Jokowi mengenakan pakaian dari suku Baduy ketika menghadiri sidang tahunan MPR RI. Bukan berarti saya tidak bangga dengan suku lainnya, kebetulan saya merasa cukup dekat dengan teman-teman dari suku Baduy.
Boleh dibilang, suku Baduy yang dianggap masyarakat yang masih tradisi ini hanya selemparan batu dari ibukota Jakarta. Lewat tol yang menuju Merak, keluar di Lebak lalu ke desa Ciboleger.
Suku Baduy tinggal di wilayah pegunungan yang masih asri. Suku Baduy luar bermukim di kaki gunung, sedangkan Baduy dalam ada di lereng dan atas gunung. Walaupun demikian, mereka bersaudara, satu usul asal.
Perlu diketahui, baju adat yang dipakai presiden Jokowi biasa digunakan oleh suku Baduy luar. Dengan ciri khas baju hitam atas bawah dan ikat kepala berwarna biru semi putih.
Sedangkan pakaian adat Baduy dalam, dengan ikat kepala putih. Baju adat Baduy luar, mudah didapat di desa Ciboleger, karena memang ada yang diproduksi untuk dijual.
Mari kita kenali apa saja yang dipakai presiden Jokowi:
1. Telekung. Ini merupakan sebutan untuk ikat kepala suku Baduy luar. Berwarna biru tua dan putih (dominasi biru). Ikat kepala ini bisa dibeli secara terpisah.
Suku Baduy luar biasa menenun baju dan ikat kepala tersebut. Mereka memiliki mesin tenun tradisional dari kayu. Selain pakaian, hasil tenun lainnya adalah kain panjang dan syal.
2. Kutung. Ini adalah baju satu setel warna hitam. Baju atasan tanpa kerah. Sedangkan celana hitam, lebih mirip baju silat.