Rindu yang kau tuang dalam secangkir kopi. Menghantar sebuah elegi pada cahaya pagi. Entah berapa banyak kenangan yang mengalir dari setiap tegukan. Membuka kembali catatan di ruang ingatan.
Ah, aku pernah sengaja menghimpun bayang-bayangmu. Di antara belantara rasa yang masih ambigu. Bagai mozaik dari selembar harapan. Ketika kita tersesat dalam perbincangan masa depan.
Rindu yang kau tuang dalam secangkir kopi. Seperti ruang hampa yang mendamba untuk diisi. Tetapi masa lalu semakin menjauh pergi. Kita tak tahu lagi apa yang masih akan menanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H