Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Mengenal Hipospadia, Penyakit Langka yang Diderita Aprilio Perkasa Manganang

Diperbarui: 20 Maret 2021   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aprilio Perkasa Manganang (dok.tempo.co)

Mungkin kita tidak akan pernah tahu tentang penyakit Hipospadia kalau tidak ada kasus Aprilio Perkasa Manganang. Penyakit ini membuat seseorang diragukan jenis kelaminnya. Aprilio menderita batin karena selama ini dikira perempuan.

Ini bukan salah orang tua, mereka juga tidak mengerti tentang penyakit ini. Hanya saja mereka tidak pernah mengungkapkan keanehan pada alat kelamin anaknya. Karena itu, sampai dewasa Aprilia menyandang jenis kelamin perempuan. Ia baru bisa dan berani memperjuangkan status jenis kelamin sekarang ini.

Aprilio, yang dahulu bernama Aprilia Santini Manganang menjadi prajurit TNI berkat prestasinya sebagai atlet voli wanita. Satu hal yang patut disyukuri, Kepala Staf Angkatan Darat, Andika memberikan dukungan penuh kepada Aprilio untuk mempertegas jenis kelamin.

Perjuangannya membuahkan hasil, pengadilan Tondano menetapkan dia sebagai laki-laki. Dia pun resmi mendapat nama baru Aprilio Perkasa Manganang. Dua saksi ahli, dr. Agus Sulistyo (ahli kejiwaan) dan ahli bedah dr. Guntoro telah menjelaskan bahwa Aprilio sebenarnya laki-laki.

Hal itu setelah Aprilio menjalani pemeriksaan medis di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Ternyata Aprilo mengidap Hipospadia berat dimana uretra (lubang kencing) tidak di ujung, tapi ada di pangkal kemaluan.

Akibatnya, bentuk kelamin menjadi tidak jelas. Alat kelamin Aprilio sebagai laki-laki tersembunyi. Selama ini Aprilio tidak pernah menstruasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dia tidak memiliki rahim dan indung telur.

Begitu pula dengan kromosom yang ada di dalam tubuhnya adalah XY, yang berarti laki-laki. Sedangkan kalau perempuan seharusnya XX. Hipospadia adalah penyakit bawaan yang jarang terjadi. 

Kasus Aprilio sebaiknya menjadi pelajaran bagi para orang tua. Jika ada yang aneh dan tidak lazim pada tubuh anak, segera periksakan pada dokter spesialis. Seandainya memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, tentu dokter akan merujuk pada rumah sakit.

Apalagi kalau anak yang dikira perempuan belum mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Jelas ini tidak biasa dan tidak lazim. Jangan sampai anak menderita gangguan mental karena kesalahan menentukan jenis kelamin. Untunglah nasib Aprilio bisa diselamatkan. 

Sumber: tempo.co

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline