Pencapaian receh saya kali ini cuma berhasil melakukan perjalanan wisata alam. Antara lain, perjalanan sedikit mendaki ke gunung, menikmati air terjun.
Pandemi Covid 19 memaksa kita untuk lebih banyak di rumah. Tidak ada yang ingin terkena penyakit mematikan ini. Kalau mau selamat, sedapat mungkin tidak keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.
Begitu pula dengan saya, terjebak rutinitas di dalam rumah. Tidak banyak yang bisa dilakukan selain membaca dan menulis. Namun jika rasa bosan menyerang, maka mulailah saya mengacak-acak dapur.
Beberapa teman memamerkan hasil kreasi masakan di media sosial. Saya juga terpacu mempelajari resep masakan melalui YouTube dan media tontonan di Facebook. Saya mencari resep yang jarang diketahui orang lain.
Kadang saya membuat kue atau cemilan, tapi jarang membuat masakan yang rumit. Hasil masakan dimakan bersama keluarga. Tetapi sayangnya masih bersisa sehingga saya terpaksa menghabiskan.
Akibat dari percobaan memasak dan memakannya maka tubuh saya semakin gemuk. Dalam waktu enam bulan, berat badan saya melonjak drastis. Saya kaget melihat jarum timbangan menunjukkan kenaikan lima kilogram. Wow.
Langsung saya menghentikan kegiatan masak-memasak. Kalau dilanjutkan, tubuh saya akan semakin membengkak. Rasanya hati ini teriris ketika mencoba beberapa pakaian ternyata sudah kesempitan. Waduh.
Bagaimana ini? Kalau situasi kelak normal, saya akan kesulitan menjalankan aktivitas. Berat badan berlebih bisa menyulitkan gerakan dan langkah, padahal saya senang naik gunung. Nanti saya tidak kuat melakukan pendakian.
Suatu hari, ada teman mengajak trip ke sebuah Curug atau air terjun. Lokasinya di kawasan gunung Halimun, Bogor, Jawa Barat. Ini berarti tidak jauh dari Depok.
Saya setuju ikut, selain sudah kangen jalan-jalan, juga karena penasaran apakah cukup kuat kembali ke alam. Tentu saja perjalanan ini tetap menerapkan 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan.
Kami berkumpul di stasiun Bogor. Setelah itu naik kendaraan yang telah disewa. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam. Namun sebelum tiba di tempat tujuan, mobil mogok tak kuat menanjak. Akhirnya kami melanjutkan dengan berjalan kaki dua kilometer naik turun.