Senangnya melihat batik telah begitu familiar dalam masyarakat kita. Setiap hari kita akan menyaksikan orang-orang mengenakan baju batik, baik untuk bekerja maupun untuk acara lain.
Perlahan tapi pasti, berbaju batik menjadi budaya dan gaya hidup kita. Rasanya aneh jika ada orang Indonesia yang tidak pernah memakai batik atau tidak menyukai batik.
Dahulu, ketika saya masih anak-anak dan remaja, melihat orang memakai baju batik hanya dalam pesta pernikahan. Selain itu juga dikenakan pada upacara adat dan perayaan tradisional.
Lambat lain kemudian berkembang untuk seragam sekolah dan juga seragam kantor pada hari tertentu. Tapi tentu saja untuk seragam, ditentukan motifnya oleh pihak sekolah atau kantor yang bersangkutan.
Selanjutnya mulai ada imbauan untuk mengenakan baju batik pada hari Jum'at. Dan ini diterima dengan senang hati oleh masyarakat. Maka semakin banyak orang yang menggunakan baju batik.
Seiring dengan kemajuan fashion yang begitu pesat, kini batik bisa dimodifikasi dalam berbagai model. Sehingga kita tidak merasa bosan. Dengan berbagai macam motif dan model, batik menjadi semakin menarik.
Batik semakin membumi, bisa dipakai kapan saja dan dimana saja. Mau acara resmi atau acara santai, batik menjadi pilihan utama.
Nah kalau mau menghadiri acara resmi, tentu batik yang dipakai adalah model yang lebih rapi dan elegan. Bisa berbentuk blazer, kemeja safari, dan dilengkapi dengan kain atau yang warnanya senada.
Sedangkan ketika menghadiri acara santai, boleh menjadi outfit dengan model yang fleksibel. Misalnya sebagai cardigan, scarf atau rompi. Blouse juga mudah dibuat dengan bermacam jenis dan model
Salah satu kompasianer yang gemar memakai batik adalah Taufik Uieks, yang memakai batik setiap hari. Ia memiliki alasan yang kuat, jika menghadiri acara resmi, tapi tidak naik kendaraan pribadi, lebih baik pakai batik daripada jas.
"Bayangkan, tidak enak memakai jas kalau naik gojek/grabbike," kata Taufik.