Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Rumahku Bekas Kuburan 9 Perampok

Diperbarui: 2 September 2019   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hantu (pixabay)

Tak banyak orang yang tahu mengenai hal ini, termasuk para tetangga. Soalnya keluargaku adalah kelompok pertama yang mendiami Perumnas Depok Satu. Ketika kami pindah, kawasan itu masih kosong dan sepi.

Bapakku, pegawai negeri yang bekerja di Departemen Agama (sekarang kementerian agama) yang mendapat jatah rumah di Perumnas Depok. Sebelumnya juga mendapat kesempatan mengambil rumah di daerah Kedaung, Ciputat. Tetapi karena rumah di Depok lebih besar, maka bapak memilih pindah ke Depok.

Pada tahun 1976, bapak mengambil rumah di perumnas Depok dengan tipe 70/200. Di depannya ada sebuah sungai, yang merupakan anak dari sungai Ciliwung. 

Perumnas Depok satu adalah perumahan yang pertama dibangun di Depok. Saat itu untuk menuju ke Depok, hanya bisa menggunakan opelet (seperti yang ada di film Si Doel anak Betawi). Jumlahnya pun terbatas, cuma enam buah.

Ketika tahun pertama bolak balik datang dan membersihkan rumah sebelum ditempati, kami merasa melalui perjalanan yang panjang. Apalagi masih banyak kebun dan hutan, sepanjang jalan begitu teduh, dahan-dahan pepohonan saling bertautan.

Saya masih kecil, tetapi cukup antusias untuk pindah. Senangnya melihat deretan rumah baru, dengan sungai dan pepohonan. Tetangga paling dekat, ratusan meter jauhnya. Rumah kanan kiri masih kosong.

Pada tahun 1977 kami pindah dari Mampang Prapatan Jakarta ke Depok. Beberapa rumah tetangga juga mulai terisi. Tapi suasana masih sangat sepi, dan kendaraan umum tetap opelet tua ke Jakarta. Kereta juga ada, bapak berangkat pagi-pagi untuk menumpang kereta dari stasiun Depok lama.

Pertumbuhan penduduk cukup cepat, lama kelamaan ramai juga. Tetangga semakin banyak, lalu dibentuk RT dan RW. Setelah itu ada siskamling untuk menjaga perumahan dari pencuri.

Nah mulailah cerita tentang rumah kami dari orang-orang yang melihat pada malam hari. Menurut orang yang bertugas siskamling, mereka sering melihat penampakan di rumah kami.

Ada yang pernah melihat kuntilanak bergayut di dahan pohon nangka di depan rumah. Ada pula yang melihat sosok tinggi besar dan hutan di depan rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline