Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Peringatan 6 Tahun Tragedi Kairo, Pembuka Jalan Al Sisi Berkuasa

Diperbarui: 14 Agustus 2019   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al Sisi (dok.memo.com)

Hari ini, tanggal 14 Agustus enam tahun yang lalu terjadi peristiwa mengerikan di Kairo, ibukota Mesir.  Dalam waktu beberapa jam saja, lebih dari seribu orang telah tewas dalam tragedi penembakan terhadap para demonstran. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan.

Dalam berbagai peristiwa demonstrasi di seluruh dunia, belum pernah jatuh korban sebanyak orang yang tewas di Kairo. Mereka, yang rata-rata generasi muda dan mahasiswa menjadi sasaran rentetan peluru tentara militer Mesir di bawah komando Jenderal Al Sisi.

Ya, di balik peristiwa berdarah itu adalah Al Sisi, seorang jenderal yang juga menteri dari pemerintahan Mohammed Morsi. Al Sisi menjadi dalang terbunuhnya para demonstran yang sengaja dikorbankan untuk merebut kekuasaan dari tangan Mohammed Morsi.

Tak dinyana Al Sisi adalah seorang jenderal ambisius yang licik. Ia ingin naik ke puncak kekuasaan dengan menjatuhkan Mohammed Morsi. Padahal, setelah Hosni Mubarak lengser, Mohammed Morsi merupakan satu-satunya presiden yang terpilih melalui pemilihan umum.

Morsi memiliki pengikut yang setia, karena itu tidak mudah menjatuhkan dia. Agar ambisinya tercapai, Al Sisi meminta bantuan Amerika Serikat. Ini merupakan deal tersendiri dimana Paman Sam memerlukan AL Sisi sebagai boneka, membantu Amerika Serikat dan Israel menguasai Timur Tengah.

 Maka badan  intelejen Amerika Serikat, CIA segera bergerak  di Mesir. CIA menggunakan media sosial, khususnya Facebook untuk melakukan provokasi kepada masyarakat. Mereka menyulut demonstrasi untuk menuntut Morsi turun dari jabatannya sebagai presiden.

Generasi muda dan kelompok masyarakat yang terprovokasi memenuhi jalan-jalan dan lapangan di Kairo. Al Sisi mengerahkan pasukan militer untuk menyerang mereka dengan alasan melindungi pemerintah. Tak pelak lagi, demonstran yang tak bersenjata, tak berdaya diberondong peluru.

Sebanyak lebih dari 1000 orang tewas begitu saja dalam waktu singkat. Darah dan air mata mengalir di ibukota Mesir, tapi Al Sisi tidak peduli. Di tengah kedukaan masyarakat, Al Sisi lalu mengambil alih pemerintahan dengan kekuatan militer. Ia melakukan kudeta.

Al Sisi menjebloskan Mohammed Morsi ke dalam penjara bersama para pengikutnya. Tak kurang dari 10.000 orang ditangkap dan dianiaya dalam penjara. Morsi sendiri tidak mendapat perlakuan yang layak, tidak ada kecukupan makanan dan obat-obatan.

Sepak terjang Al Sisi membasmi siapa saja yang menentangnya dan yang dianggap sebagai pengikut Morsi. Semenjak ia berkuasa, perekonomian Mesir amburadul, tetapi Amerika Serikat dan Israel menyuapinya dengan bantuan dana, yang lebih banyak masuk ke kantong pribadi.

AL Sisi mendukung pendudukan Israel di jalur Gaza, memindahakan ibbukota ke Yerusalem Timur.  Bahkan jenderal diktator ini juga membantu Israel mengklaim dataran tinggi Golan yang sejatinya milik Suriah. Kebijakan dia sangat kontradiktif dengan Mohammed Morsi yang membela Palestina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline