Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Strategi Turki dengan Pembelian S400

Diperbarui: 7 Agustus 2019   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erdogan (dok. AK Parti)

Sebenarnya reaksi Amerika Serikat terhadap sikap Turki yang membeli S400 dari Rusia, sudah diprediksi dengan baik. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tahu betul kebijakan negara adidaya tersebut di Timur Tengah.

Apakah Turki akan menggubris ketidaksukaan Amerika Serikat? Tentu tidak. Pembelian S400 adalah keputusan Turki yang tidak bisa diganggu gugat oleh negara manapun. Turki memiliki kedaulatan penuh untuk menentukan apa yang terbaik bagi negara tersebut.

Ancaman Amerika Serikat bagi Turki hanyalah gertak sambal saja. Negara itu harus berpikir ribuan kali untuk menyerang Turki secara terang-terangan. Apa yang masih bisa diperbuat Trump dan konco-konconya hanya sebatas 'mengilik' dari kanan kiri.

Secara tersirat, ada beberapa hal yang ingin ditunjukkan Turki kepada Paman Sam. Strategi politik dan keamanan yang dipegang teguh oleh negeri Ottoman itu.

Pertama, Turki menunjukkan bahwa negara itu tidak bergantung kepada Amerika Serikat, terutama mengenai persediaan senjata. Meski Turki adalah anggota NATO, bukan berarti harus membeli persenjataan kepada Amerika Serikat.

Dalam hal ini Amerika Serikat paham bahwa dia bukan satu-satunya negara yang bisa memproduksi senjata canggih. Banyak rivalnya, tidak hanya Rusia, tetapi juga Cina dan negara Eropa lainnya.

Jadi, Amerika Serikat tidak perlu besar kepala sehingga menganggap bahwa semua negara harus membeli senjata darinya. Jika Amerika Serikat tidak mau menjual senjata kepada Turki, masih ada yang dengan senang hati menjualnya.

Turki sendiri juga tengah mengembangkan industri senjata, yang tentu tidak main-main. Senjata produksi sendiri, tidak mudah dilumpuhkan oleh negara lain. Para ilmuwan dan ahli teknologi Turki, dikerahkan semaksimal mungkin.

Kedua, perlawanan Turki menunjukkan bahwa negara itu tidak tunduk kepada Amerika Serikat. Mungkin negara-negara lain di Timur Tengah akan ketar ketir jika digertak Amerika Serikat, tapi bukan Turki.

Turki lebih kuat daripada negara-negara Timur Tengah baik secara fisik maupun ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bahwa bangsa Ottoman pernah menjadi negara terkuat di dunia, yang mencakup beberapa negara sekarang ini.

Semenjak di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki bangkit kembali menjadi negara yang harus diperhitungkan. Negara ini memiliki pengaruh yang cukup besar di kawasan Timur Tengah, Afrika dan Eropa Timur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline