Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Mengulik Pertahanan Turki terhadap Berbagai Ancaman

Diperbarui: 9 Juli 2019   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erdogan (dok. AK Parti)

Turki bukan negara yang aman dari serangan negara negara lain. Sebagai negara yang memiliki wilayah strategis, antara Eropa dan Asia, Turki tidak terlepas dari campur tangan negara adidaya.

Namun Turki mampu mempertahankan diri dari ancaman tersebut. Turki memiliki kekuatan untuk secara langsung menangkal  serangan terhadap eksistensi negara itu, bahkan sebelum menyentuh bumi Ottoman.

Serangan yang ditujukan pada Turki meningkat ketika negara pimpinan Erdogan ini memberikan bantuan kepada negara negara muslim yang tertindas. Negara adidaya dan sekutunya berusaha mengacaukan stabilitas Turki.

Meski menghadapi kesulitan akibat tekanan politik dunia internasional, Turki tidak bergeming. Negara ini mampu bertahan dari upaya mengguncang stabilitas yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Sebagai contoh, Amerika Serikat menjadikan pembelian S-400 sebagai alasan untuk negosiasi pengiriman F-35. Selain itu Amerika Serikat juga mendukung kelompok teroris yang berusaha mengganggu Turki.

Sementara itu jika Turki menguat, menambah nilai pada NATO. Posisi Turki cukup penting di organisasi internasional itu.

Menurut Erdogan, Turki telah menjadi negara yang memperkuat dan menambahkan nilai lebih bagi NATO seperti yang terjadi pada organisasi lain. Selama menjadi anggota NATO, Turki menyelesaikan tugasnya dengan baik. Karena itu Turki menjadi negara yang disegani.

Namun sebenarnya keanggotaan di NATO merupakan strategi dua mata pedang bagi eksistensi Turki. Pertama adalah supaya negara negara Barat tidak memandang Turki sebagai musuh.

Hal ini penting agar Turki tidak terlalu diincar dan dijadikan sasaran negara negara Barat sebagaimana mereka memperlakukan kawasan Timur Tengah. Negara negara Timur Tengah sebagian besar diobrak abrik untuk menguasai ladang minyak dan penjualan senjata.

Dengan menjadi anggota NATO, setidaknya mereka tidak akan menyerang secara terang-terangan teman sesama anggota. Sebab hal itu berarti melanggar peraturan dalam organisasi tersebut.

Di sisi lain, sebagai anggota NATO, Turki juga lebih leluasa membantu negara-negara muslim yang ditindas Amerika Serikat,  Israel dan sekutunya. Turki berani membela Palestina, Qatar, Yaman dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline