Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

"Playing Victim" Ala Amerika Serikat dan Sekutu di Teluk

Diperbarui: 17 Juni 2019   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mike Pompeo (dok.mee.net)

Insiden serangan yang menimpa dua kapal tanker di kawasan teluk telah menjadi bagian dari propaganda Amerika Serikat dan sekutunya. Dua kapal itu adalah Kokuka Courageous milik perusahaan Jepang dan kapal Front Alfair milik Norwegia. Insiden tersebut terjadi pada tanggal 13 Juni yang lalu.

Amerika Serikat langsung melancarkan tuduhan pada Iran sebagai pelaku dari serangan tersebut. Gedung Putih menyatakan bahwa kapal kapal itu diserang rudal dan ranjau yang sengaja dipasang oleh Iran. Menurut pemerintahan Trump, Iran telah lama memasang ranjau di kawasan teluk.

Herannya, Amerika Serikat melontarkan tuduhan itu tidak lama setelah serangan terjadi. Secara logika, bagaimana Paman Sam bisa memastikan bahwa yang melakukan serangan adalah Iran?  Sedangkan belum ada penyelidikan yang dilakukan oleh pihak manapun dalam waktu sesingkat itu.

Iran tentu saja membantah tuduhan tersebut. Apalagi ketika serangan terjadi pemerintah Iran sedang menerima kedatangan Perdana Menteri Jepang. Iran tidak mungkin menyerang negara yang memberikan dukungan terhadap negaranya dalam persoalan kesepakatan nuklir.

Pengeroyokan terhadap Iran

Tidak lama setelah Amerika Serikat melontarkan tuduhan, hal senada yang dilakukan oleh negara negara sekutu. Saudi Arabia dengan gencar menyebarkan berita bahwa Iran telah kurang ajar menyerang kapal kapal tanker yang tengah berada di Teluk Oman.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan kepada harian Arab, Ashar Al Aursat bahwa rezim Iran tidak menghormati kehadiran PM Jepang selama menjadi tamu di Teheran dengan menyerang kapal kapal tanker, yang salah satunya milik Jepang.

Menurut Pangeran Mohammed bin Salman, mereka tidak akan ragu menangani ancaman apapun terhadap rakyat Arab Saudi dan sekitarnya, kedaulatan wilayah mereka dan kepentingan vital yang mereka pertahankan. Arab Saudi akan mengamankan selat Hormuz dari serangan Iran.

Selain itu, Inggris juga langsung menuduh Iran. Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Font menyalahkan Iran atas insiden tersebut. Pemerintah Inggris menganggap bahwa Iran ada di belakang serangan tersebut.

Tetapi pemimpin opisisi Inggris, Jeremy Corbyn mempertanyakan apakah pemerintah Inggris memiliki bukti atas tuduhan itu. Bagi Corbyn, tanpa bukti yang dapat dipercaya, tuduhan pemerintah Inggris hanya retorika untuk meningkatkan ancaman perang di kawasan Teluk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline