Kabar tentang ulah Setya yang bisa keluyuran di luar lapas cukup menghebohkan. Beredar foto-foto tahanan koruptor kelas kakap tersebut di kawasan Padalarang, Bandung. Ombudsman pun langsung sidak ke lapas Sukamiskin dan mendapati sel Setya Novanto yang tak ubahnya sebuah hotel.
Kasus ini mengingatkan saya pada tahanan koruptor yang sangat fenomenal beberapa tahun yang lalu, yaitu Gayus Tambunan. Kasus yang pernah menimbulkan gonjang ganjing di laman kompasiana ini. Beberapa wartawan memergoki Gayus Tambunan pelesiran di luar lapas.
Memang Setya Novanto masih belum sejauh Gayus Tambunan yang bisa keluyuran sampai ke Bali untuk menonton pertandingan tenis internasional. Tetapi kalau tidak ketahuan kemarin, mungkin saja pada suatu saat Setya Novanto bisa main lebih jauh dari sekedar di Padalarang Bandung.
Mafia Lapas
Hal ini membuktikan bahwa mafia lapas sangat eksis di bumi Indonesia. Hukum bisa diperjualbelikan di sini, siapa yang memiliki uang banyak, bisa memperlakukan hukum seenaknya. Dan para pelanggar hukum yang utama adalah aparat hukum yang seharusnya menegakkan hukum itu sendiri.
Bila ada seorang tahanan bisa bebas keluar masuk, berarti ada keterlibatan petugas lapas. Dalam hal ini dari jajaran pimpinan hingga penjaga sel di lapas. Mereka akan menerima 'jatah' dari sang tahanan koruptor dengan takaran sesuai jabatan masing-masing.
Maka secara logika, kalau Setya Novanto keluyuran di luar lapas, ini artinya sepengetahuan kepala lapas tersebut. Tentu untuk bisa keluar, harus ada persetujuan dari pimpinan lapas. JIka tidak, mustahil petugas di jajaran bawah akan mengabulkan keinginan tahanan. Semua ada laporannya.
Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan? kita harus mendorong dilaksanannnya pemeriksaan yang intensif terhadap kepala lapas Sukamiskin yaitu Tejo Herwanto. Dia yang paling bertanggungjawab terhadap keberadaan seluruh tahan di lapas. Seharusnya dia memastikan bahwa Setya Novanto ada di selnya.
Menurut pengakuan Tejo Herwanto, Setya Novanto diijinkan keluar untuk menjalani pengobatan di Rumah Sakit Santoso Bandung. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi saya. Apakah penyakit Setya Novanto? JIka memang berat, mengapa bisa keluyuran di toko Padalarang dengan terduga istri?
Tejo tentunya tahu berapa lama estimasi waktu untuk sebuah pemeriksaan di Rumah Sakit, terutama untuk pasien yang eksklusif seperti Setya Noanto yang bisa dipastikan ditangani dengan cepat. Setelah pemeriksaan, seharusnya Setya Novanto digelandang lagi kembali ke lapas Sukamiskin.