Diam diam saya juga merasakan mudik lho, gak jauh sih, cuma ke Indramayu. Saya berangkat pada hari H lebaran, setelah share Ied di rumah.
Tak disangka ternyata terjebak macet lima jam di tol Cikampek, wilayah Bekasi. Padahal pengalaman orang orang hari sebelumnya lancar. Akhirnya estimasi waktu menjadi berantakan.
Karena saya dan kakak kakak tidak berniat bermalam di Indramayu, hanya pergi pulang, maka kami hanya bersilaturahmi dengan om dan Tante. Setelah itu kami menyempatkan diri singgah di masjid Syekh Abdul Manan Islamic Center Indramayu.
Islamic Center yang ini telah diresmikan pada tanggal 1 Juni 2018 oleh Gubernur Jawa Barat pada waktu itu yaitu Ahmad Heryawan. Bersama bupati Anna Sophana.
Aher sendiri turut menyumbang dana sebesar 48 miliar untuk pembangunan Islamic Center Indramayu yang dimulai sejak tahun 2015. Total biaya menjadi lebih dari 250 miliar Rupiah.
Tetapi saya baru kali ini datang dan singgah untuk pertama kalinya. Soalnya, saya biasanya lebih suka pergi ke tempat yang lebih jauh. Maklum masih berjiwa petualang.
Masjid ini tampak megah dan cantik dalam kemilau cahaya lampu. Warnanya didominasi oleh hijau dan putih, dengan pelataran yang luas.
Banyak sekali orang yang datang ke sini, rata rata dari perkampungan dalam wilayah Kabupaten Indramayu. Mereka ramai-ramai menggunakan pikep yang di atasnya ditutup terpal.
Sayangnya orang orang kampung ini tidak menjaga kebersihan. Dalam toilet yang bagus pun menjadi kotor, ada sampah dan genangan air. Bahkan ada laki laki yang seenaknya masuk ke ruang wudhu wanita.
Saya shalat di ruang shalat wanita yang berada di atas. Di dalam kita bisa melihat keindahan arsitektur interior yang juga dihiasi kaligrafi dan lampu hias.
Herannya yang shalat cuma beberapa orang saja. Padahal di pelataran sana ada ratusan orang yang datang dan duduk duduk, sebagian lagi selfie bersama rombongannya. Rupanya masjid semegah ini hanya dijadikan tempat piknik, bukan ibadah.