Pernahkan anda berpikir bahwa ada sesembahan yang hatinya terluka karena ucapan dan sikap anda? Ketahuilah bahwa luka hati sangat sulit disembuhkan daripada luka fisik.
Orang tua seringkali mengingatkan untuk tidak menyakiti hati orang lain. Sebab jika ada yang tersinggung, akan merusak silaturahmi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Memang ada dua tipe manusia, pertama adalah yang mudah memberi maaf. Sedangkan yang kedua adalah sulit untuk memaafkan meski sudah berulang kali dimintai maaf.
Melukai hati orang lain besar resikonya bagi seorang muslim. Jika ia merasa terzalimi dengan ucapan atau sikap kita, maka ketika ia berdoa, Allah akan mengabulkannya.
Ada orang yang pandai menyembunyikan perasaan, merasa terluka tapi masih bisa tersenyum. Sehingga orang yang menyakitinya tidak sadar bahwa ia telah berbuat kesalahan.
Namun bahayanya, jika ia mengadukan penderitaan yang dialaminya kepada Allah, doanya tidak tertolak. Maka Allah akan mencabut keberkahan Nya pada orang yang menyakiti.
Tidak mudah menyembuhkan hati yang tersakiti. Bahkan meski telah berucap maaf maafan di hari raya Idul Fitri. Sebab terkadang lidah tidak mencerminkan isi hati.
Saya termasuk orang yang sulit memaafkan. Jika ada orang yang menyakiti saya teramat dalam, butuh waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk bisa memaafkan orang yang menyakiti.
Padahal saya termasuk orang yang sabar dan tidak mudah marah. Tetapi sekalinya marah, akan sulit untuk disembuhkan.
Ada beberapa kondisi yang bisa.membangkitkan kemarahan saya. Pertama adalah pengkhianatan. Jika ada orang yang saya percaya, ternyata berkhidmat, maka saya akan sangat marah.
Kedua adalah orang yang menyinggung harga diri saya. Kemarahan saya bisa meledak jika ada yang menyinggung harga diri.