Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Jacinda Ardern Layak Mendapat Nobel Perdamaian

Diperbarui: 25 Maret 2019   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jacinda Ardern (dok.sabahdaily)

Dunia baru sadar akan kehadiran seorang pemimpin perempuan yang luar biasa ketika terjadi tragedi penembakan jamaah muslim di Selandia Baru. Dia adalah Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Sangat mengagumkan apa yang dilakukan oleh Jacinda Ardern yang begitu membela kaum muslim sebagai minoritas. Ia membuktikan bahwa Selandia Baru merupakan negara yang memiliki toleransi yang tinggi.

Jacinda Ardern tidak hanya mendatangi para korban, bahkan juga menyampaikan pidato yang menyejukkan hati. Masyarakat Selandia Baru juga mendukung setiap langkah dari pemimpin ini.

Paska tragedi yang menewaskan 50 orang tersebut, Jacinda Ardern tidak berhenti menunjukkan empati terhadap kaum muslim. Ia memerintahkan agar adzan shalat diperdengarkan di seluruh penjuru negeri.

Jacinda Ardern tidak segan mengucap salam ala muslim. Karena itu, media di Selandia Baru juga meletakkan salam itu di halaman pertama.

Sikap Jacinda Ardern mengundang rasa hormat pemimpin lainnya, terutama dari negara yang mayoritas muslim. Presiden Turki, Erdogan dengan segera menyampaikan terima kasih. 

UEA telah menayangkan foto Jacinda Ardern di gedung tertinggi dunia, Burj Khalifa yang ada di Dubai. Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap Perdana Menteri Selandia Baru tersebut.

Tidak heran jika Jacinda Ardern dicalonkan sebagai calon penerima Nobel Perdamaian. Ribuan orang telah menandatangani petisi untuk mengajukan dia sebagai calon penerima Nobel Perdamaian.

Kiprah Jacinda Ardern sangat berarti, bahkan bagi orang yang beragama non muslim. Ia telah menunjukkan bagaimana menjaga perdamaian di negaranya.

Jacinda Ardern patut menjadi contoh bagi pemimpin dunia lainnya. Dia mengayomi semua warga negara tanpa pandang bulu.

Sikap ini belum ada pada pemimpin negara negara lain. Kebanyakan pemimpin bersikap mendua, pura pura membela perdamaian, tetapi di sisi lain mendorong peperangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline