Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Belajar Toleransi dari Selandia Baru

Diperbarui: 21 Maret 2019   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PM Selandia Baru, Jacinda Ardern (dok.arabianbusiness.com/getty images)

Selama ini saya hanya sekilas saja mengenal Selandia Baru, karena fokus di Timur Tengah. Saya hanya tahu bahwa negara ini aman dan damai, tanpa menyelami kedalamannya.

Sekarang saya betul-betul melek bahwa Selandia Baru adalah contoh negara idaman. Di mana masyarakat hidup tenteram dengan segala keberagaman budaya dan etnis yang ada.

Tragedi aksi terorisme yang dilakukan pelaku justru memperlihatkan bagaimana indahnya kehidupan di Selandia Baru. Teroris itu hanya pendatang yang menyasar ke sana, sedangkan negeri ini aslinya adalah negeri yang damai.

Saya sungguh "angkat topi" untuk Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. Perempuan pemimpin yang arif bijaksana, mengayomi seluruh masyarakat yang ada di Selandia Baru.

Jacinda Ardern tidak segan segan mengucap salam "Assalamualaikum" dalam pidatonya. Ia juga mengenakan pakaian berwarna hitam dengan kerudung hitam sebagai pertanda duka cita yang mendalam.

Bahkan kemarin, dalam pidatonya Jacinda Ardern tidak mau menyebut nama si teroris. Ia mengimbau agar lebih banyak menyebut nama korban daripada si teroris. 

Bagi Jacinda Ardern, teroris tidak berhak mendapatkan apapun di Selandia Baru, meski itu adalah sebuah nama. Selandia Baru bukan untuk teroris.

Namun yang paling membuat saya kagum adalah sikap masyarakat Selandia Baru. Mereka menunjukkan empati yang begitu tinggi.

Masyarakat Selandia Baru, terutama yang berada di kota itu, meletakkan karangan bunga di lokasi kejadian. Sungguh mengharukan pula melihat sepasang pengantin juga meletakkan karangan bunga setelah selesai menjalani upacara pernikahan.

Masyarakat berbondong-bondong mendatangi keluarga korban, memberikan pelukan kedamaian. Sehingga umat muslim tidak merasa sendiri. Mereka semua bersaudara.

Tanpa diperintah, banyak orang menggalang dana bantuan yang kemudian diberikan kepada keluarga korban. Mereka juga turut menghadiri pemakaman para korban yang dimakamkan secara Islami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline