Sangat disayangkan bahwa Tirto.id tersandung masalah meme mengenai KH Ma'ruf Amin. Meme itu mengundang kemarahan banyak orang.
Sudah sewajarnya jika kemudian PBNU melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib. Karena ini menyangkut fitnah dan pencemaran nama baik.
Ada etika moral yang ditabrak dengan keras. Betapa beraninya pembuat meme tersebut memenggal kalimat sehingga yang timbul adalah fitnah.
Masalahnya adalah KH Ma'ruf Amin adalah benar benar ulama yang peduli politik. Bukan politikus yang menyamar sebagai ulama seperti yang sekarang banyak bertebaran.
Kalau pembuat meme beragama Islam, ia akan tahu resikonya. Fitnah kepada orang biasa saja termasuk dosa besar, apalagi fitnah terhadap ulama.
Terlepas dari masalah itu, meme tersebut telah menjatuhkan kredibilitas Tirto sebagai media yang bisa dipercaya. Akhirnya Tirto hanya dianggap sebagai media sampah, yang tidak jauh kelasnya dengan yellow press.
Sebagai sebuah media, ada beberapa hal yang saya herankan. Apakah kasus meme ini betul-betul merupakan kelalaian semata, atau ada sesuatu di balik pembuatan meme.
Pertama, pembuat meme bisa memenggal kalimat seenaknya. Apakah dia tidak mengerti tata bahasa Indonesia yang baik dan benar? Kecuali dia memang preman pasar yang biasa berbahasa kasar.
Ada pula kemungkinan bahwa dia memang berniat memenggal kalimat itu dengan sengaja. Terutama jika dia secara pribadi adalah pendukung dari Paslon 02.
Atau jika dia melakukan hal itu karena perintah orang lain yang disegani olehnya. Bisa jadi atasan dia ( redaktur), atau orang luar.
Jika memang Tirto ingin memperbaiki diri, lihat latar belakang si pembuat meme. Barangkali ada yang mengendalikan dia.