Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengaruh Senat AS Terhadap Arab Saudi

Diperbarui: 21 Desember 2018   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raja Salman dan Putra Mahkota (dok.mee.net)

Sekarang ini Arab Saudi sangat gusar. Penyebabnya adalah keputusan Senat Amerika Serikat yang mengecam tindakan Arab Saudi. Senat AS tidak menyukai kebijakan Arab Saudi dalam dua persoalan yang mendominasi konflik di Timur Tengah.

Sebenarnya, dua hal yang menjadi perhatian Senat Amerika Serikat adalah kasus pembunuhan jurnalis dan kolumnis The Washington Post, Jamal Khashoggi dan perang di Yaman. Kerajaan Arab Saudi sangat terlibat dalam dua masalah ini.

Karena itu, wajarlah jika Arab Saudi menjadi gusar. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman bersikeras untuk tetap melepaskan diri dari tanggung jawab pembunuhan Jamal Khashoggi. Ia ingin namanya tetap bersih dan dianggap tidak bersalah di dunia internasional.

Namun Senator Amerika Serikat mendukung penilaian yang menyalahkan Putra Mahkota terhadap pembunuhan Jamal Khashoggi. Para senator memperhatikan data dan fakta yang ada. Mereka menghendaki Arab Saudi melihat kenyataan tersebut.

Mohammed bin Salman sangat berkepentingan untuk tetap mempertahankan diri sebagai orang yang tidak bersalah dalam kasus tersebut. Hal ini menyangkut kedudukannya sebagai Putra Mahkota. Mohammed bin Salman tidak ingin posisinya kelak digantikan orang lain.

Sudah terlalu banyak rencana ambisius Mohammed bin Salman yang dicanangkan. Antara lain adalah menguasai TImur Tengah bersama Israel dan Amerika Serikat. Belum lagi membangun zona ekonomi raksasa yang mencakup wilayah Arab Saudi, Yordania, UEA dan Bahrain.

Di sisi lain, Senat juga menyerukan untuk menghentikan bantuan Amerika Serikat terhadap perang yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman. Dalam perang itu Arab Saudi berkoalisi dengan UEA. Senat AS menyoroti perang yang menimbulkan jatuhnya puluhan ribu penduduk sipil yang tak berdosa. 

Berdasarkan data PBB, wanita dan anak-anak justru korban terbesar, mereka mati sia-sia. Lebih dari 10 000 anak tewas terkena gempuran bom dan rudal dari Arab Saudi. Dan saat ini ribuan anak lainnya terancam mati kelaparan. Apalagi dalam menghadapi musim dingin yang mencekam.

Target Arab Saudi mencaplok Yaman belum terlaksana sepenuhnya. Meski negeri Yaman sudah hancur lebur, jutaan rakyat menderita, Arab Saudi belum puas. Sebab masih ada pihak-pihak yang mempertahankan eksistensi Yaman, yaitu negara-negara Islam yang berusaha membela saudaranya.

Dalam pernyatan resmi, kerajaan Arab Saudi mengatakan bahwa keputusan Senat AS sangat menganggu. Mereka menolak campur tangan Senat AS pada kebijakan Arab Saudi. Senat AS dianggap intervensi dalam urusan internal kerajaan Arab Saudi.

Bukan kali ini saja Arab Saudi mengeluarkan pernyataan semacam itu. Arab Saudi juga menolak kecaman Kanada dalam persoalan HAM dan kasus Jamal Khashoggi. Kerajaan juga pernah memberikan pernyataan serupa ketika Swedia ketika mengecam hukuman cambuk untuk seorang blogger pada tahun 2015.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline