Lihat ke Halaman Asli

Muthiah Alhasany

TERVERIFIKASI

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Putra Mahkota Membawa Arab Saudi Kembali ke Zaman Jahiliyah?

Diperbarui: 25 Oktober 2018   05:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mohammed bin Salman (dok.mee.net)

Sepak terjang pemerintahan Arab Saudi yang dikendalikan Putra Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman telah membawa Arab Saudi kembali ke masa jahiliyah sebelum agama Islam diturunkan. Masa yang penuh dengan kebrutalan, dimana yang kuat menindas yang lemah.

Memang benar bahwa Mohammed bin Salman menjadi sangat terkenal, orang nomor satu dari Arab Saudi. Tetapi popularitasnya bukan karena prestasi dalam segi kebaikan. Sebaliknya, ia dikenal sebagai destroyer. Mohammed bin Salman tak segan-segan membungkam siapa saja yang berani menentangnya.

Dua tahun pertama semenjak kepemimpinannya, sudah dipenuhi oleh kematian dan kehancuran.  Pada tahun 2015, Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat dan Israel melakukan intervensi pada perang Yaman. Pasukan Arab Saudi melakukan lebih dari 1600 serangan udara ke wilayah Houthi.

Namun serangan itu menghantam penduduk sipil, rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya yang menyebabkan penduduk Yaman sangat menderita.  Menurut data Komnas HAM PBB, lebih dari 10 000 orang tewas dalam gempuran pasukan Arab Saudi. Sebagian besar wanita dan anak-anak.

Namun yang menjadi korban tidak hanya itu. Akibat serangan yang tak ada habisnya, penduduk yaman kehilangan akses untuk bekerja dan mencari penghidupan. Jumlah yang meninggal karena kelaparan juga mencapai 10 000 orang lebih dan 13 juta orang akan bernasib sama jika tak ada makanan.

Ironinya, Mohammed bin Salman mengatakan bahwa itu adalah jatuhnya korban adalah kesalahan yang tidak disengaja. Bagaimana mungkin dia berkata seperti seperti itu? Dia adalah orang yang tak mempunyai hati nurani.

Tidak salah jika dia dijuluki sebagai 'bapak peluru'. Julukan itu diberikan setelah dia menghukum orang yang menolak menyerahkan propertinya di Arab Saudi. Julukan yang tepat. Apalagi setelah dia menjadi dalang di balik pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Ulah Mohammed bin Salman yang juga menghebohkan adalah memenjarakan setiap orang yang berani mengkritik dia dalam hal apapun. Ratusan ulama dipenjara karena cuitan di twitter atau karena dalam isi ceramahnya berisi kritikan terhadapnya. Banyak di antara mereka adalah ulama terkenal.

Selain itu juga, Putra Mahkota menangkap para aktivis pejuang kemanusiaan. Ia telah memenjarakan aktivis HAM perempuan. Hal ini mendapat sorotan keras pejuang HAM. PM Kanada Justin Trudeau mengecam penangkapan terhadap aktivis perempuan di Arab Saudi.

Di sisi lain, agar tidak ada yang menjegal langkahnya, Mohammed bin Salman juga menyingkirkan para politikus dan anggota kerajaan yang lain. Banyak pangeran yang ditangkap dan diambil aset kekayaannya. Perusahaan-perusahaan milik mereka juga diambil alih. Mohammed bin Salman meminimalisir upaya suksesi kerajaan.

Kalau masih ingat, para milyuner dan bangsawan yang ditangkap pada tahun 2017, ditempatkan di hotel Ritz Carlton selama berminggu-minggu. Alasannya adalah supaya pemberantasan korupsi berjalan lancar. Tindakan ini didukung oleh ayahnya, Raja Salman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline