Untuk pertama kalinya dalam sejarah Tunisia, seorang wanita terpilih sebagai walikota. Dia adalah Souad Abderrahim, yang berusia 53 tahun, berhasil memenangkan pilkada di Tunis, ibukota Tunisia. Dengan kemenangan tersebut, Souad resmi menjadi walikota Tunis.
Souad Abderrahim berhasil meraup 33, 8 % suara dalam pemilihan kota Tunis pada bulan Mei. Namun untuk ditetapkan menjadi walikota, ia harus mendapatkan dukungan dari Dewan Kota Tunis. Dalam pemungutan suara Selasa lalu, 26 anggota Dewan menyetujuinya.
Perolehan dukungan anggota Dewan Kota tersebut tidak terpaut jauh dengan rival terdekatnya Kamel Idr yang merupakan orang dekat . Suara yang didapat Kamel Idr hanya 22. Lelaki ini adalah seorang tokoh Tunis yang mencuat di bawah kepemimpinan Presiden Zine El Abidine Ben Ali.
"Kemenangan ini menjadi kebanggan wanita Tunisia," kata Souad Abderrahim.
Soaud Abderrahim mengepalai sebuah perusahaaan farmasi di Tunis. Ia mendaftarkan diri secara independen dengan dukunga partai Ennahda dan partai lain. Ennahda adalah partai konservatif yang mendeskripsikan sebagai muslim demokrat. Partai ini meraih 21 kursi di Dewan Kota dengan 25% perolehan suara.
Ennahda sering menjadikan Souad Abderrahim sebagai simbol keterbukaan dan merangkul nilai-nilai modern. Ennahda menghadapi perlawanan dari tokoh tradisional seperti Syeikh sheik yang menekankan bahwa pemimpin perempuan tidak diperbolehkan dalam agama.
Souad Abderrahim menjelaskan bahwa sebenarnya wanita Tunisia dapat bekerja di bidang apapun, termasuk berkiprah di bidang politik. Wanita Tunisia bisa berada di garis terdepan dan aktif menjalankan idealisme.
Bagi Souad, menjadi walikota wanita pertama di Tunis berarti mengukir sejarah. Selama ini belum ada wanita yang mampu meraih jabatan itu karena pandangan tradisional. Soaud menjadi kebanggaan kaum wanita Tunisia.
Boleh dikatakan, pemilihan walikota Tunisia menjadi tonggak utama dalam transisi Tunisia menuju demokrasi setelah beberapa dekade di bawah kepemimpinan otoriter Ben Ali. Presiden yang digulingkan pada tahun 2011 itu tidak memungkinkan wanita berada di jalur politik.
Souad Abderrahim mulai dikenal khalayak pada tahun 2011. Ia berhasil menjadi anggota parlemen dengan menyisihkan sepuluh kandidat pria. Tetapi Souad sudah menjadi aktivis ketika masih menjadi mahasiswa. Ia pernah dipenjarakan dua minggu oleh pemerintahan Ben Ali karena aktivitasnya di Persatuan pelajar Tunisia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H