Tanpa terasa dalam hitungan hari kita akan menghadapi lebaran. Tradisi masyarakat Indonesia untuk pulang kampung tidak pernah berhenti. Karena itu seyogyanya pemerintah beserta instansi terkait semakin baik dalam mengupayakan transportasi yang dibutuhkan.
Untuk itu sangat penting melakukan koordinasi dan kerja sama yang baik antara lembaga terkait. Setiap saat harus pengecekan apakah semua telah berjalan lancar. Terutama menjelang hari H, yaitu hari raya Idul fitri 2018.
Karena itulah pada hari ini, Senin, 4 Juni 2018, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan harian Kompas dan PT Jasa Raharja menyelenggarakan diskusi publik dengan tema Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2018. Acara ini bertempat di Ballroom 2 JS Luwansa, Jakarta.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi diwakili oleh Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setyadi. Ia menuturkan bahwa berdasarkan survei, puncak mudik adalah tanggal 9 s/d 10 Juni 2018. Setelah itu juga pada tanggal 13 Juni 2018.
Survei ini dilakukan Badan Litbang Perhubungan yang bekerja sama dengan Kompas. Survei menggunakan metode Online, yaitu 76% dari aplikasi WhatsApp, 14% dari Website Kemenhub, 2% dari facebook, 2% dari Line, 1% dari instagram dan 5% dari sumber lainnya.
Dari hasil survei diketahui jumlah pemudik terbesar dari wilayah Jabodetabek. Dengan tujuan tertinggi : 1. Jawa Tengah, 2. Jawa Timur dan 3. Jawa Barat, 4. Yogyakarta. Puncak arus mudik Sabtu, 9 Juni 2018.
Sedangkan puncak arus balik diperkirakan H+3 lebaran yaitu tanggal 19 Juni 2018. Hal ini disesuaikan dengan jadwal cuti bersama yang ditetapkan pemerintah.
Turut hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kemenhub, Sugihardjo, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Murwanto dan Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo Slamet.
Budi Setyadi menjelaskan persiapan untuk mengantisipasi arus mudik. alan tol menuju Surabaya telah selesai. Ini akan mempermudah para pemudik yang menuju Jawa Timur.
Namun walau demikian, dianjurkan agar kendaraan berat tidak melewati jalan tol pada puncak arus mudik. Misalnya truk dan kendaraan sejenis yang memiliki bobot lebih dari 14000 kg. Kendaraan jenis ini lebih baik menggunakan jalan biasa atau jalan arteri.
Selain itu, jalur pansela (pantai selatan) sudah diperbaiki sehingga menjadi jalur yang menyenangkan. Arie Setiadi mengatakan bahwa jalur ini lebih lebar dan memiliki pemandangan yang indah.